Showing posts with label Ana Shell NRGLab. Show all posts
Showing posts with label Ana Shell NRGLab. Show all posts

Wednesday, January 1, 2014

Ketimpangan Energi yang Membatasi Demokrasi

NRGLab (ww.nrglab.asia) didedikasikan untuk mengembangkan energi alternatif terbarukan untuk masa depan. Dengan mengenalkan listrik ke dunia ketiga dengan harga lebih terjangkau bagi semua orang, kita dapat mendemokrasikan energi dan informasi dengan cara yang tidak mungkin terpikirkan sebelumnya.  Tetapi untuk memahami hubungan antara energi, informasi, dan demokrasi yang kuno, terlebih dahulu kita perlu menelaah apa artinya menjadi 'demokratis'.



Biasanya, orang memikirkan demokrasi dalam pengertian sempit - semua orang mendapatkan hak suara yang sama untuk memilih pemimpin mereka berikutnya. Kalau begitu, ini sama saja dengan mundur ribuan tahun lalu ke zaman Yunani kuno. Seperti yang pernah dikatakan Winston Churchill, "Demokrasi memang mempunyai banyak kekurangan, tapi inilah yang terbaik dari bentuk pemerintahan yang buruk lainnya."

Aspek yang paling penting untuk mempertahankan demokrasi adalah para pemilih yang cerdas. Ketika memercayakan kebebasan memilih bagi rakyat, kita juga harus memercayakan mereka dengan kebenaran. Siapa yang membela persoalan apa? Masalah apa yang paling mendesak dan penting? Ke manakah arah dunia kita?

Pertanyaan-pertanyaan ini memengaruhi para pemilih, para pemilih memengaruhi kebijakan, dan karena sifat politik global, tentu saja akan turut memengaruhi seluruh dunia. Dan ketika menyangkut kebijakan energi, pencairan gletser membuktikan bahwa tidak ada masalah yang lebih mendesak dari hal ini.
Kita semua bergantung pada energi untuk melakukan perjalanan pulang pergi bekerja setiap hari. Untuk memasak makanan kita.  Untuk memanaskan air mandiri di malam hari. Kestabilan ekonomi bergantung pada akses energi yang dapat diandalkan bagi bangsa tersebut.  Namun mayoritas sumber energi seperti batu bara, minyak, gas, dan uranium, yang jumlahnya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu, dikendalikan oleh segelintir konglomerat energi.

Lalu, di manakah letak nilai demokrasi di sini?
Bila kekuasaan dikonsolidasikan ke tangan beberapa gelintir orang saja, maka mayoritas menjadi budak kelompok minoritas ini. Telah lama kita dikondisikan untuk menginginkan bahan bakar fosil sehingga keinginan kita saat ini jauh melampaui kebutuhan kita. Dilema moral antara mengonsumsi ini versus tanggung jawab sosial membatasi demokrasi. Agar warga negara, CEO, dan politisi bebas untuk memilih arah yang terbaik bagi planet bumi, pertama-tama kita harus membebaskan diri dari konglomerasi penguasa energi.

Kita memiliki kemampuan untuk melewati puncak industri dari abad sebelumnya. Kita bisa beradaptasi dengan perubahan iklim melalui investasi pada energi bersih. Kita bisa menghancurkan pemikiran ekonomi kuno yang mengancam demokrasi bagi anak cucu kita dengan mematuhi ambang batas karbon.

Itu sebabnya NRGLab selalu memberitahukan perkembangan terbaru dalam bidang energi, bisnis, dan teknologi baru setiap hari dari seluruh dunia.  Kami ingin Anda tetap mendapatkan informasi terbaru.  Tetap mempunyai rasa ingin tahu. Tanpa membedakan tempat tinnggal dan latar belakangan Anda.  New York. Papua Nugini. Selandia Baru. NRGLab ingini memberikan Anda kebebasan memilih karena kita bekerja sama untuk menuju masa depan baru dan lebih baik.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 27.11: http://anashell.blogspot.com/2013/06/energy-imbalance-strangles-democracy.html 

Ketimpangan Energi, Membatasi Demokrasi, energi biomassa, energi NRGLab, Ana Shell NRGLab, Ana shell, NRGlab, Winston Churchill ]

Tuesday, December 24, 2013

能源效率与NRGLab

能源效率对消费者做出决策的影响正在逐渐增加。这体现在一辆新车消耗每加仑燃料行驶的英里数,以及您打算购买的房屋大小,在当今的经济环境下,每一分钱都有其价值。那么,您为什么要因为能源效率低而放弃他们呢?

在能源效率比(EER)较高的情况下,屋主每个月需要支付的水电费也会减少。去年,全球EER调查发现,44%的人希望能有更多的建筑通过绿色建筑认证。但是,为了推进大规模的能源革新,我们就必须将目前使用的两个系数结合起来:能效评级系统和资产评级系统。原因如下:
ORS(能效评级系统)利用一栋建筑之前的能源账单和每平方英尺的测量结果,计算获得了一个百分等级。这让各家公司能清楚地了解他们目前所有的财产效率如何。自2008年以来,两个国家和少数美国城市采用了该系统。对外行来说,ORS听起来似乎是合理的。但是,它也有一个明显的缺点:怎么能把1950年代建成的建筑物和21世纪的建筑物相提并论呢?它们由不同的材料建成,遵循的建筑风格也不一样。换句话说:这就好像是把苹果和橙子用来比较。

而这点也正是专家们开发了资产评级系统的原因。ARS(资产评级系统)致力于分析建筑的能源基础设施和未来潜力。针对较新的建筑,这向潜在买家展示了系统最大化时所能带来的良好结果。然而,一旦建筑投入使用,ORS就开始变得至关重要了,因为它能告诉屋主谁在故意浪费能源。
专注于能源效率的美国江森自控公司副总裁Clay Nesler声称,EER应被视为“能真正推动更优能源效率投资的诸多工具之一,前提是将其与其他方法配合使用。”
所有这些经济、技术天书让您头痛了吗?
但幸运的是,澳大利亚等国家已经想到了解决办法。他们仅租借EER较高的建筑。考虑到政府租赁的空间比任何其他私人企业的租赁空间都要大,评级较低的建筑在市场上的价值也因此降低了。
2010年,欧盟通过了建筑能源性能法令,该项立法要求所有国家提高本国的效率标准。在EER去年开展的调查中,被调查对象表示赞成适用于高EER建筑的税收优惠和退税政策,而反对政府在翻新、修复方面的投资。
通过配合使用这两种能源效率评级方法,各国政府就能从本质上帮助更多的企业通过绿色认证,同时吸引其他企业紧随其后。
NRGLab 推出了便携式发电机SH-Box(多晶体发电机),帮助提高您的家庭或者办公室的能源效率,它生产的全天然电力售价只是目前成本的一小部分。实际上每千瓦电力仅为0.03美元!
感兴趣吗?请访问www.NRGLab.asia,查看更多关于完全无碳的SH-Box(多晶体发电机)的信息,在错过之前赶快加入到绿色能源活动中来吧。



从英文版翻译而来。原文于 620

[ 能源效率, EER, ORS, ARS, Clay Nesler, SH-box, NRGLab 新技术, NRGLab的公司, Ana Shell NRGLab, Ana shell ]

Sunday, December 1, 2013

Apakah “Tutupnya” Pemerintah AS Memengaruhi Lingkungan?

Karena tidak adanya persetujuan anggaran federal untuk tahun 2014 di Kongres, tengah malam kemarin* pemerintah AS mulai tutup dan ini memengaruhi badan-badan penting yang melindungi lingkungan seperti Environmental Protection Agency (EPA).

Sekitar 800.000 pekerja sipil atau 40% dari tenaga sipil pemerintah federal AS akan dirumahkan dan mendapat cuti panjang tanpa dibayar. Masih belum jelas benar berapa lama penutupan ini akan berlangsung, tetapi jika melihat indikasi  kejadian sebelumnya, penutupan ini bisa berlangsung lama. Kejadian serupa pernah terjadi di tahun 1995, ketika terjadi kebuntuan antara kubu Republikan di Kongres dan Presiden Clinton terpaksa menutup pemerintahnya selama 21 hari, yang menjadi penutupan terpanjang dalam sejarah AS.  

Secara keseluruhan pemerintah AS telah dipaksa menutup pemerintahannya 17 kali! Jadi, apakah ini adalah penutupan yang sama seperti biasanya?



Tampaknya tidak begitu menurut EPA, yang mempekerjakan lebih dari 16.000 orang. Kepala EPA, Gina McCarthy mengklaim bahwa cuti berarti EPA “secara efektif tutup”. Hanya 6,5% karyawan yang akan tetap bekerja selama ditutup ini, yaitu mereka yang pekerjaannya penting bagi keamanan nasional atau yang didanai pihak swasta. 

Namun, bukankah kita menginginkan agar para pembuat kebijakan mengawasi tempat pembuangan limbah beracun, rig pengeboran minyak, dan berbagai kegiatan operasional yang jelas-jelas menjadi ancaman terhadap lingkungan kita?

Sebagai rencana penutupan pemerintah menerangkan: “Jika penghentian kegiatan operasional kilang pengolahan drainase tambang asam bisa menjadi penyebab mengalirnya limbah asam ke aliran air minum masyarakat, maka lembaga tersebut harus mempertimbangkan situasi ini sebagai ancaman di depan mata.”

Namun sekali lagi, hal ini justru menimbulkan pertanyaan: apakah kita memercayai pemerintah untuk menilai mana yang dianggap sebagai “ancaman di depan mata” dan mana yang bukan?

EPA masih mempertahankan beberapa karyawan mereka untuk melaksanakan perawatan rutin terhadap berbagai fasilitas penting. Ada akan tetap memberi makan hewan-hewan percobaan di laboratorium dan memastikan bahwa eksperimen jangka panjang terus berlanjut tanpa mengalami gangguan. Ada juga yang menjadi tim darurat siap panggil apabila terjadi bencana.

Mari kita berharap hal-hal ini tidak akan terjadi.


Sudah waktunya pemerintah mengesampingkan perbedaan politik dan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang penting bagi masyarakat: menjaga keselamatan kita. Hal ini juga termasuk menjaga cadangan air bersih dan ekosistem dari kebiasaan merusak manusia.

* - Awal Oktober

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 27 Oktober: http://anashell.blogspot.com/2013/10/how-us-government-shutdown-affects.html

Environmental Protection Agency, EPA, Gina McCarthy, Pemerintah AS Memengaruhi Lingkungan, NRGlab, Ana Shell NRGLab, SH-box ]


Wednesday, November 27, 2013

Energy imbalance strangles democracy

NRGLab (ww.nrglab.asia) is dedicated to developing renewable energy alternatives for the future. By introducing electricity to the third world and making it more affordable for everyone else, we can democratize energy and information in ways never thought possible.  But in order to understand the relationship between energy, information, and good ol’ fashioned democracy, we must first examine what it means to be ‘democratic.’



Usually, people think of democracy in terms of its narrowest definition – everyone gets an equal vote on who will be their next leader. It dates back thousands of years to the ancient Greeks. As Winston Churchill so eloquently once put it, “Democracy is the worst form of government… except for all the others.”

The most crucial aspect to maintaining democracy is a well-informed electorate. When trusting people with the freedom of choice, we must also trust them with the truth. Who stands for what issue? What issues are the most pressing and important? Where is our world heading?

These questions influence voters, who influence policy, which, due to the nature of global politics, affects the entire world. And when it comes to energy policy, melting glaciers prove that no issue is more pressing.

We all depend on energy for our daily commute to work. To cook our food.  To heat our nightly shower. Economic stability depends on a nation’s reliable access to energy.  Yet a majority of sources like coal, oil, gas, and uranium, which are limited and only found in select places, are controlled by a handful of energy conglomerates.

What’s democratic about that?

When power is consolidated into the hands of a few, the majority become slaves to the minority. We’ve been conditioned to want fossil fuels for so long that our wants now far outweighs our needs. This moral dilemma of consumption versus social responsibility is restricting democracy. In order for citizens, CEOs, and politicians to be free to choose the best direction for our planet, we must first break free from big energy.

We have the ability to transcend the industrial roof thatched by the centuries preceding us. We can adapt to climate change by investing in clean-energy. We can demolish archaic economic thinking that threatens democracy for our children’s children by embracing carbon caps.

That’s why NRGLab keeps you up to date on daily developments around the world in energy, business, and new technology. We want you to stay informed. Stay curious. No matter where you live or where you’re from. New York. New Guinea. New Zealand. NRGLab wants to give you the freedom of choice as we work together towards a new and better tomorrow.


Sunday, November 17, 2013

Israel’s natural gas may ease tensions in Middle East

The discovery of vast repositories of natural gas under Israel has transformed the country into a green-energy mogul and major industry player almost overnight.
For decades, Israel has been part of the log-jam of Middle Eastern countries vying for imported oil, but now the country has enough natural gas to not only gain energy independence, but begin exporting to foreign markets, including Europe.

Several Israeli representatives have proposed a “gas for peace” treaty in hopes of devolatilizing the Middle East. However, Arab countries aren’t expected to willingly cooperate with the Jewish-state, no matter how tempting the price point. Their animosity runs thousands of years deep and is rooted in incorrigible religious differences.  
Phinas Avivi, director of strategic affairs at the Israeli Foreign Ministry, says there is “an interesting cocktail of possibilities” in play. “The trick is to use the gas to solve problems, not create new problems.”
Despite Israel now having leverage over the rest of the region, it appears as if their leadership won’t use it to bully others around.  In the coming weeks, they’re expected to announce plans for tax incentives and export limitations on natural gas in hopes of regulating the hot commodity.
Economists have warned against creating a natural gas ‘bubble’ in Israel. The sudden influx of ‘petrodollars’ could possible inflate the value of the shekel, crippling the country’s competitiveness in other areas of trade.
Prime Minister Benjamin Netanyahu has hailed production in the Tamar repository, which began operating in March, as “an important step towards energy independence.” Tamar is the merely the first of many gas fields set to be tapped this year. The largest, an off-shore reserve nicknamed Leviathan, is scheduled to go online by 2016. Leviathan holds enough natural gas to supply the entire European Union for over a year!
But natural gas isn’t the same as the petroleum you use to fuel your car, or heat your home. Liquid petroleum gas (LPG) is a mixture of hydrocarbon gases and is manufactured during the refining of crude oil and natural gas. The process is complicated and somewhat costly.
NRGLab has developed a more-efficient process of gasification for converting natural gas, coal, and agricultural waste into clean-burning fuel. This breakthrough has the potential to save countries like Israel billions of dollars as they pursue brand new economic opportunities. When natural gas is in limited supply, why risk wasting an ounce of useable product?
Visit http://www.nrglab.asia to learn more about the process and become part of the green-energy tech revolution. 
[ natural gas, natural gas Israel, imported oil, Phinas Avivi, Israeli Foreign Ministry, tax incentives, export limitations, Benjamin Netanyahu, liquid petroleum gas, NRGlab, Ana shell, Ana Shell NRGLab ]

Sunday, November 10, 2013

Energi hijau sama dengan pertumbuhan lapangan kerja

Berkat energi hijau (baca: ramah lingkungan), lebih dari 34.000 orang di Inggris Raya saja mendapat pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan papan mereka. Angka tersebut meningkat hampir  75% sejak tahun 2010, ketika RenewableUK, asosiasi perdagangan nirlaba di bidang energi terbarukan yang terkemuka, melakukan sebuah penelitian mengenai lapangan kerja pada industri energi angin, gelombang, dan pasang surut.



Ketika kita membahas tentang energi ramah lingkungan, akan ada banyak pihak terlibat dengan berbagai peran yang berbeda. Mulai dari perencanaan dan pengembangan, hingga konstruksi dan instalasi, perawatan, pabrikasi, dan layanan pendukung. Satu hal yang pasti – energi ramah lingkungan sama dengan lapangan kerja.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 91% dari orang-orang yang dipekerjakan di sektor ini adalah warga negara Inggris Raya, yang 1/5 di antaranya adalah perempuan.

Usaha-usaha kecil juga memainkan peranan penting dalam sektor ini, dengan 80% dari seluruh bisnis yang bergerak pada industri energi angin, gelombang, dan pasang surut ini mempekerjakan kurang dari 250 orang, dan lebih dari setengah usaha tersebut yang mempekerjakan kurang dari 25 orang.

Menurut RenewableUK, pemerintah dapat menciptakan lebih dari 70.000 pekerjaan pada dekade berikutnya dengan adanya pembiayaan yang tepat dan dukungan masyarakat.

“Laporan saat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana industri energi angin, gelombang, dan pasang surut menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” kata Maria McCaffery, CEO RenewableUK. "Ada ratusan ribu orang di seluruh negeri ini yang bekerja dengan keahliannya memimpin pembangunan industri terkemuka dunia di Inggris, menyediakan energi ramah lingkungan yang andal. Industri energi angin, gelombang, dan pasang surut  kita dapat mempekerjakan lebih dari 70.000 orang pada dekade berikutnya. Sektor energi angin lepas pantai sendiri dapat mempekerjakan hampir 45.000 pekerja pada tahun 2020-an. Sebagai sebuah industri, kami benar-benar menciptakan lapangan kerja baru dari alam.”

Namun, dalam beberapa skenario, laporan tersebut memproyeksikan bahwa energi angin lepas pantai, tanpa adanya dukungan tambahan sumber energi alternatif lainnya, sesungguhnya dapat memperlebar jenjang pengangguran.

 “Agar dapat benar-benar memanfaatkan keuntungan ekonomis dari teknologi kami, kami harus memastikan adanya kepastian untuk industri ini,” lanjut McCaffery. “Kepastian tingkat distribusi pekerjaan di masa depan dalam industri energi angin, gelombang, dan pasang surut pada dekade berikutnya akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi pada orang dengan keahlian yang tepat, serta menjamin bahwa kami memaksimalkan jumlah pekerjaan kerah hijau yang kami ciptakan karena kami mentransformasikan sistem kelistrikan kami.

NRGLab bersyukur telah mempekerjaan orang-orang terbaik dan tercerdas saat ini dari berbagai bidang. Insinyur Mesin. Pemodal ventura. Ahli klimatogi. Wartawan dan ahli ekonomi.

Karena untuk dapat menanggulangi krisis iklim dan energi yang kita hadapi, kita harus bergantung pada kolaborasi yang kreatif. Kunjungi nrglab.asia untuk mengetahui selengkapnya tentang apa yang kami lakukan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi jutaan orang.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 24 September: http://anashell.blogspot.com/2013/09/green-energy-equals-job-growth.html

[ Energi hijau, energi, RenewableUK, Maria McCaffery, pertumbuhan lapangan kerja, affordable energy, energi NRGLab, NRGlab, Ana Shell NRGLab, Ana shell ]

Tuesday, November 5, 2013

Energy efficiency and NRGLab

Energy efficiency is progressively becoming more impactful on consumer decision making. Whether it’s the average miles per gallon of a new car, or the size of a house you’re considering buying, in today’s economy, every penny matters. So why throw them away due to energy IN-efficiency?

A high energy-efficiency rating, or EER, can save homeowner’s money on each month’s utility bills. Last year, a global EER survey found that 44% of people wanted more green-building certification approvals. But in order to push through with wide-spread energy renovations, we must combine the two indexes currently in use: the Operational-Rating System, and the Asset-Rating System. Here’s why:
The ORS takes a building’s past energy bills and square foot measurements and calculates a percentile rating. This allows companies to know exactly how efficient their current properties are. Since 2008, two states and a handful of U.S. cities have relied on this system. To the layperson, the ORS sounds legitimate. However, it has one obvious flaw: how can you compare a structure built back in the 1950s to one from the 21st Century? They’re comprised of different materials. Modeled after different architectural styles. In other words: it’s like comparing apples to oranges.  

And that’s exactly why experts developed the Asset-Rating System. The ARS analyzes a building’s energy infrastructure and future potential. In newer buildings, this demonstrates to prospective buyers how best to maximize the system. As soon as the building is operational though, the ORS becomes crucial, since it flags owners who knowingly waste energy.
Clay Nesler, vice-president for the building efficiency division of Johnson Controls, a corporation that focuses on energy efficiency, claims that EERs should be seen “as one of a number of tools that when combined with other policies can really drive greater investment in energy efficiency.”
So is your head hurting from all the economic, technical mumbo-jumbo yet?
Well, luckily some countries like Australia have been able to wrap their heads around it. They only rent from buildings with high EERs. And since the Australian government leases more space than any other private business, buildings with lower ratings decrease in market value.
In 2010, the European Union passed the Energy Performance of Buildings Directive, legislation which requires all states to raise their standards of efficiency. In last year’s EER survey, respondents favored tax incentives and rebates for buildings with high EERs, versus government investment in renovation and restoration.
By combining the two energy-efficiency ratings, governments can essentially help more businesses pass green certification, while enticing others to follow suit.
NRGLab can help your home, or offices become more energy efficient with the SH-Box, a portable generator that produces all-natural electricity at a fraction of current costs. $0.03 per kW in fact!

Intrigued? Visit www.NRGLab.asia for more information on the completely carbon-free SH-Box, and join in the green energy movement before it passes you by.  

energy efficiency, NRGlab, energy IN-effficiency, EER, Operational-Rating System, Asset-Rating System, Clay Nesler, Johnson Controls, Ana Shell NRGLab, SH-box, sh-box nrglab ]

Tuesday, October 29, 2013

Ledakan Energi AS – Mubazir?

Embargo minyak AS di Timur Tengah pada tahun 1973 mengakibatkan era kelangkaan energi. Sekarang, empat puluh tahun kemudian, negara berada di puncak revolusi energi dan gelombang ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ada apa dibalik revolusi ini? Teknologi baru!


Berbagai terobosan teknologi seperti pengeboran horizontal dan fraktur hidrolik (fracking) memungkinkan perusahaan-perusahaan energi menyadap cadangan minyak dan gas yang besar. Angin dan solar yang dianggap sebagai fantasi energi ramah lingkungan sekarang justru dianggap layak secara ekonomi.  Berbagai fasilitas publik  mengubah infrastruktur energi usang kita menjadi infrastruktur yang lebih cerdas dan jauh lebih efisien. 

Di tahun 2020, AS akan dapat memproduksi minya sebanyak yang dikonsumsi, dengan demikian akan mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak Timur Tengah yang kerap kali tidak stabil dan sulit diprediksi.

 “Transformasi yang telah kita saksikan selama beberapa tahun belakangan ini mulai dari kelangkaan yang parah hingga berkelimpahan, semuanya nyata,” ujar Jason Bordoff, Direktur Kebijakan Energi Global Universitas Columbia.

Manfaatnya jelas. Dengan mengganti batu bara dengan gas alam yang lebih murah, meskipun AS memperkuat manufaktur domestiknya, namun mereka telah mengurangi emisi karbon. Artinya  bahwa miliaran dollar yang dulunya terbang ke luar negeri sekarang bisa tetap tinggal di dalam negeri, sebagai modal untuk investasi masa depan.

Namun, kelimpahan energi juga merupakan serangkaian tantangan baru tersendiri. Para pecinta lingkungan telah memprotes keterlibatan pemerintah dalam  kegiatan fracking minyak dan gas, dan para ekonom telah memperingatkan bahwa ledakan energi – seperti ledakan dot com di tahun 90an – dapat terjadi  setiap saat.

Namun, ledakan tidak hanya terjadi pada minyak dan gas saja, energi terbarukan seperti solar dan angin juga tumbuh pesat. Dan berkat fokus pemerintah pada efisiensi energi, sekarang “nilai uang yang dikeluarkan” AS tiga puluh tahun lalu menjadi dua kali lipat, ketika ekonomi saat itu hanya seperti dari ukurannya sekarang!

Gas rumah kaca global telah mencapai tingkat tertingginya tahun lalu, dan pada bulan Juni Badan Energi Internasional mengklaim bahwa kita mengalami peningkatan temperatur sebesar 9.5°F di akhir abad – yang bakal hampir menggantikan akhir peradaban sebagaimana yang kita ketahui.

Direktur Eksekutif Energi dan Keberlangsungan di Universitas California – Davis, Amy Myers Jaffe mengakatan,”orang tidak dapat lagi bergantung pada harga minyak yang tinggi dan kelangkaan bahan bakar fosil untuk memotivasi agenda iklim. Seluruh gambarannya telah berubah.”


Jadi, apakah mubazir itu buruk bagi Anda? AS sedang mencari tahu.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 6 Oktober: http://anashell.blogspot.com/2013/10/the-us-energy-bubble-too-much-of-good.html

[ Energi, energi NRGLab, Departamen Energi, energi AS, affordable energy, teknologi baru, Jason Bordoff, Energi Global Universitas Columbia, Universitas California, Ana shell, Ana Shell NRGLab ]

Sunday, October 27, 2013

How U.S. government shutdown affects the environment

As of midnight last night*, with congress unable to pass a federal budget for 2014, the U.S. government began shutting down, affecting agencies essential to protecting the environment – like the Environmental Protection Agency (EPA), for example.

Roughly 800,000 civilian workers – or 40% of the entire U.S. federal government’s civilian workforce – will be sent on extended furlough without pay. It’s still unclear exactly how long the shutdown will last, but if the past is any indication, it could be a while. Back in 1995, a deadlock between Congressional Republicans and President Clinton shut the government down for 21 days – the longest stretch in American history.



Overall, the U.S. government has been forced to close its doors a whopping 17 times! So is this shutdown business as usual?

Well, not according to the EPA, which employs over 16,000 people. Gina McCarthy, head of the EPA, claims that a furlough would mean that her agency "effectively shuts down.” Only 6.5% of employees will be staying on during the shutdown, since their work is either vital to national security or privately funded.

But don’t we want regulators keeping their eyes on toxic waste dumps, and oil rigs, and other operations that clearly represent a threat to our environment?

As the government’s shutdown plan explains: "If ceasing the operation of an acid mine drainage treatment plan would cause a release to a stream that provided drinking water to a community, the agency would consider that situation to pose an imminent threat."

But again, this begs the question: do we trust the government to judge what is, and is not, considered an “imminent threat?”

The EPA is keeping some employees to perform routine maintenance around important facilities. Others will stay to feed lab animals and ensure that long-running tests continue undisturbed. Others still will comprise on-call emergency teams in the event a disaster should occur.

Let’s just hope things don’t come to that.


It’s time the government put political differences aside and focused on what matters to the public: keeping us safe. That includes protecting fresh water reserves and ecosystems from our destructive habits. 

* - beginning of October

 U.S. government shutdown, environment, federal budget, protecting the environment, Environmental Protection Agency, Congressional Republicans, President Clinton, EPA, Gina McCarthy, Ana Shell NRGLab, Ana shell ]

Tuesday, October 22, 2013

绿色能源等于就业增长

仅在英国,就有超过34,000人拥有绿色能源,这得益于他们头上的屋顶和桌上的食物。这一数字自2010年以来增长了接近75%,当时,领先的非盈利可再生能源贸易协会RenewableUK针对风电、波浪和潮汐发电行业的就业情况展开了研究。

在绿色能源行业,人们受雇的方式也是各式各样。从规划和开发,到建造和安装、维修、制造和支持服务,其间有一件事是肯定的——绿色能源等于工作。

研究表明,该行业雇佣的91%员工都是英国公民,其中1/5为女性。



小型企业在该行业也扮演着举足轻重的作用,风电、波浪和潮汐发电行业80%的企业,员工人数都不足250人,其中又有一半以上的企业员工人数少于25人。

RenewableUK认为,在接下来的十年内,凭借正确的财政和公众支持,政府就可以创造70,000多个岗位。

 “今天的报告清楚地显示了风能、波浪和潮汐行业是如何创造岗位并促进经济增长的,” RenewableUK 的首席执行官Maria McCaffery说道。“在英国各地,我们雇佣了成千上万的人员从事有技术含量的工作,致力于在英国打造全球领先的产业,同时为人们提供可靠的清洁能源。我们的风能、波浪和潮汐行业在接下来的十年内,可以雇佣70,000多名员工。到本世纪20年代,仅在离岸风电这一个领域,就能雇佣接近45,000名工人。在提供新鲜的空气之外,这个行业真的能创造工作岗位。”

然而,在一些情况下,报告却反应了以下情况,即在没有其他替代能源的支持下,离岸风电实际上可能会扩大失业率缺口。

 “要真正利用科技带来的经济利益,我们必须确保行业的可靠性,” McCaffery继续说道。“确定在未来十年间,风能、波浪和潮汐能的发展水平将确保企业投资对的人和正确的技能,同时确保随着电力系统的转变,我们创造的岗位能尽可能多地雇佣绿领。”

NRGLab 对能聘请到一些当今世界最好、最优秀的大师而心怀感激,他们来自多个领域,包括机械工程师、风险资本家、气候科学家、记者和经济学家。


因为我们将必须依赖有创造力的合作,才能解决我们面临的气候和能源危机。访问nrglab.asia,就NRGLab努力为数百万民众创造更好的将来了解更多信息。


从英文版翻译而来。原文于 9 24, http://anashell.blogspot.com/2013/09/green-energy-equals-job-growth.html

绿色能源, RenewableUK, 全球经济危机, 塞浦路斯银行危机, 腐败, 菲律宾 Ana Shell, 小企业主, 塞浦路斯银行危, 德国的腐败, 气化项目, Ana Shell NRGLab, NRGlab ]

Sunday, October 20, 2013

Trend Gasifikasi Biomassa

Energi biomassa diciptakan melalui pembakaran atau konversi biokimia materi organik untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Beberapa materi organik yang digunakan untuk energi biomassa termasuk kayu, serbuk gergaji, rumput, jagung, tebu, limbah pertanian, dan tanaman hidup lainnya. Ada banyak proses untuk mengubah biomassa menjadi energi.


Jika terdiri dari limbah, biomassa memiliki nilai tambah dalam mengubah sampah menjadi energi, jika dari bahan hasil pertanian, maka dapat memberikan keuntungan secara ekonomi kepada petani. Juga mungkin untuk menanam tanaman yang dikhususkan untuk aplikasi biomassa, akan tetapi, menggunakan limbah yang ada adalah cara paling hijau untuk produksi biomassa.

Bahan bakar minyak biomassa seperti etanol dapat menghasilkan sekitar lima kali lipat energi yang dipergunakan untuk perbuatannya, yang membuat cara ini terdengar lebih sebagai sumber energi ekonomis. Sisi negatifnya adalah semakin jauh tujuan bahan bakar dikirimkan, maka semakin kurang ekonomis dari segi pembiayaan. Dengan demikian, nilai utama dari proses energi biomassa adalah jika biomassa dipergunakan di tempat di mana biomassa diproduksi, seperti area pertanian dan komunitas di sekitarnya.

Para ahli sedang mencari solusi yang lebih efisien untuk penggunaan energi biomassa, karena enerrgi ini memberikan keuntungan lingkungan sekitar dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Transisi ke biomassa akan membantu dunia mengurangi produksi limbah dan emisi gas rumah kaca. Namun pada saat yang sama, produksi bahan bakar biomassa masih terbilang mahal karena merupakan terknologi yang relatif baru. Perbaikan metode penciptaan bahan bakar secara efisien dan dengan biaya yang lebih terjangkau masih dalam penelitian.


Proses gasifikasi terjadi dengan didukung temperatur tinggi dan pengendalian jumlah oksigen dan uap pada saat mengubah materi karbon seperti petrolium, batu bara, biomassa, and bahan bakar nabati menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Proses konversi ini menghasilkan apa yang disebut dengan syngas dan merupakan produk biomassa yang lebih efisien dibandingkan proses pembakaran. Syngas dapat dibakar secara langsung, dipergunakan untuk menghasilkan metanol dan hidrogen dan bahkan dapat dikonversi lebih jauh menjadi bahan bakar sintetis.

Cara paling optimal menggunakan biomassa adalah melalui gasifikasi dengan mengikuti aktuasi di dalam turbin gas.

Di masa mendatang, penerapan yang tepat akan generator turbo harus menghasilkan industri ekonomi, yang mengumpulkan biomassa dalam jumlah besar (pabrik gula, pabrik penyulingan, pabrik pembuatan gula, dll).

Penggunaan biomassa memungkinkan penggunaan negara akan batu bara, gas, atau minyak untuk produksi listrik. Lebih dari itu, jumlah emisi karbon dioksida akan berkurang dua kali lipat.


Turbin gas NRGLab (dalam proses paten) menghasil energi listrik paling terjangkau di dunia dari metana, propana, butana, metanol dan turunannya, sama baiknya dengan syngas dengan harga yang cukup murah yaitu $0.02 USD per kW/h. Turbin NRGLab tidak hanya meningkatkan efisiensi konversi dibandingkan dengan turbin konvensional (sebesar 75%), juga lebih murah. Turbin 25MW oleh NRGLab berharga $15 juta USD, dibanding turbin yang sama yang tersedia di pasar saat ini yang harganya mencapai $40 juta USD. Dengan gasifikasi turbin NRGLab, harga jauh lebih murah setara dengan harga di mana biomassa dibakar tidak sebagai bahan bakar, tetapi sebagai penghasil listrik dengan tingkat keseimbangan yang positif.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 7 Oktober: http://anashell.com/anashell/2013/10/07/biomass-gasification-trend/

gasifikasi biomassa, Proyek Gasifikasi NRGLab, gasifikasi NRGLab, NRGLab, energi biomassa, energi, energi NRGLab, Ana Shell NRGLab, Proses gasifikasi, Syngas, gasification Ana Shell, gasification nrglab, gasification project ]