Sunday, September 8, 2013

Bisnis Global Telah Membuat Konsumen Menjadi “Otomatis Tersihir” Seperti Zombie

Yang namanya bisnis global, pasti berkaitan dengan ekspansi, karena pada hakikatnya bisnis itu selalu mencari pasar baru. Kerap kali, pasar-pasar baru ditemukan pada rumah tangga kebanyakan yang telah kehilangan keuntungan ekonomi sejak era perang. Alih-alih mendukung kerja sama ekonomi, para pemimpin dunia justru mendukung kehidupan yang saling menghancurkan. (http://gt2030.com). Artinya, kalau mereka tidak mau bekerja sama,   bagaimana bisnis global bisa bertahan?


Tahun 1981, Presiden Ronald Reagen menandatangani undang-undang yang memungkinkan para konsumen mengonsolidasikan utang-utang mereka, yaitu dengan mengambil pinjaman baru untuk melunasi utang-utang lama. Terjadilah gelombang iklan masal yang mengajak masyarakat ‘berutang’  demi mendapatkan barang-barang yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.

Bisnis-bisnis mulai meyakinkan rumah-rumah tangga untuk mengambil lebih banyak pinjaman, dan membiarkan urusan konsolidasi utang menjadi masalah belakangan. Para operator ponsel menciptakan kebutuhan (semu) untuk terus berkomunikasi tanpa henti. Perusahaan-perusahaan farmasi memaksa pasien-pasien untuk menelan berbagai pil untuk setiap gejala kesehatan kecil sekalipun. Pabrik-pabrik garmen membuat orang-orang tertarik untuk membeli pakaian-pakaian baru untuk setiap musim. Pada praktiknya, setiap orang mengambil pinjaman dari bank untuk membeli sesuatu yang mereka tidak perlukan, atau dengan kata lain menyerahkan uang yang mereka hasilkan dengan susah payah kembali ke bank.

Pemasaran menjadi alat yang sangat mujarab. Penelitian telah membuktikan bahwa emosi, kata-kata, dan gambar mempunyai kemampuan untuk membujuk konsumen agar mau membeli, membeli, dan MEMBELI! Mengapa tidak ada pemasaran di abad ke-19 silam? Karena waktu itu, pasokan barang-barang ada sesuai dengan besarnya permintaan nyata. Tidak ada ilusi “ingin”.  Waktu itu yang ada hanyalah kebutuhan untuk bertahan hidup.

Rasionalitas, berpikir kritis, dan pengetahuan ilmiah adalah musuh-musuh bisnis global. Karena semua itu mencegah konsumen mengambil pinjaman yang tidak perlu, sehingga mengakibatkan terhambatnya ekspansi ekonomi. Karena itulah, sekitar tiga puluh tahun lalu, berbagai bisnis muncul untuk menciptakan konsumen ideal – yang tidak rasional dan tidak bisa berpikir untuk diri mereka sendiri.

Sekarang sudah banyak konsumen ideal tersebut. Nyatanya mereka ada di mana-mana! Mereka mencintai hidup yang dikelabui hanya dengan emosi dan hasrat untuk mendapatkan sesuatu yang baru semata. Melahap apapun demi popularitas sesaat. Mereka ceria, positif, dinamis, dan siap membeli apapun yang “terbaru dan terhebat”. Yang parahnya lagi, mereka tidak menyadari perilaku “otomatis tersihir” seperti zombie ini!

Secara perlahan-lahan, media massa membesarkan konsumen ideal ini. Iklan radio dan TV. Penempatan produk dalam film-film. Semuanya dimulai dari anak-anak usia sekolah dengan kartun dan komik, lalu beralih ke dunia dewasa dengan berlangganan majalah yang mengarahkan persepsi orang tentang dunia. Ada banyak iklan tentang pakaian mahal dan aksesoris. Parfum dan kolonye. Semua yang dibutuhkan orang untuk menjadi “cantik” dan “bahagia”.

NRGLab mengirimkan banyak proposal bisnis ke para manajer perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, sayangnya, sembilan dari sepuluh proposal jatuh ke tangan antek-antek kelas bawah yang tidak bisa melihat potensi keuntungan besar di depan mata mereka. Mereka malas dan tidak termotivasi. “Siapa peduli dengan energi ramah lingkungan?” Pada dasarnya, kalau itu bukan ponsel cerdas baru yang mentereng atau aplikasi iPhone gratis, akan sulit menarik perhatian orang.
       
Tidak seperti para manajer di negara-negara maju, para manajer di negara-negara berkembang lebih berpikiran terbuka. Mereka mampu melihat keuntungan-keuntungan dari proposal bisnis kami. Mereka belum menjadi mangsa mentalitas konsumen. Mereka masih rasional dan hidup dengan warisan dan budaya mereka sendiri.  Padahal, pusat industri dan komersial bakal segera muncul di negara-negara berkembang. Lalu apa yang bakal terjadi?  Akankah mereka bersiap untuk “progres”?


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 29 April:  http://anashell.blogspot.com/2013/04/global-business-has-turned-consumers.html

Ronald Reagen, krisis ekonomi, krisis di siprus, nrglab singapore, nrglab company, NRGLab Pte Ltd, NRGLab auction, NRGlab, nrglab asia, SH-box, sh-box nrglab ]

No comments:

Post a Comment