Tuesday, May 13, 2014

Sistem Pangan Global - Kegilaan Yang Harus Diakhiri

Hanya perlu waktu sebentar bagi siapa saja agar dapat melihat bahwa sistem pangan dunia telah rusak. Faktanya amat jelas. Hasil pertanian dunia setiap tahunnya berlimpah dan mampu memenuhi kebutuhan pangan semua orang di seluruh dunia, sayangnya jutaan orang di berbagai belahan dunia masih tetap kelaparan.  Sudah sepantasnya hal ini menyulut kemarahan kita, namun, malah disembunyikan dan diabaikan oleh mereka yang cukup beruntung untuk memiliki makanan yang berlimpah.  PBB mulai memerhatikan hal ini lewat sebuah laporan khusus tentang hak akan pangan yang disampaikan oleh Olivier de Schutter secara terperinci.



Mari kita perhatikan beberapa masalah terbesar dari sistem pangan dunia.  Mungkin problem yang paling parah adalah negara-negara miskin dipaksa untuk bercocok tanam bukan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduknya, namun digunakan untuk membayar utang negara.  Utang yang dimiliki oleh negara-negara di Afrika dan Amerika Latin selama abad ke-20 kebanyakan berasal dari bank-bank tidak jujur yang dimanfaatkan oleh para diktator korup, sehingga negara-negara berkembang ini harus berupaya keras untuk memperoleh sebanyak mungkin mata uang asing untuk membayar bunga utang agar terhindar dari gagal bayar.  Akhirnya mereka hanya menghasilkan produk-produk seperti bunga-bungaan, kopi, kakao, dan untuk Amerika Latin, daging dan kedelai.  Produk-produk ini tidak mempunyai nilai gizi bagi masyarakat yang kelaparan, atau daging yang dihasilkan tidak mampu dibeli oleh masyarakat setempat.  Semua produk ini dipasok ke negara-negara kaya dengan harga rendah demi membayar utang yang seharusnya dihapuskan, dan tanah pertanian yang ada dapat digunakan untuk menanam produk pertanian bagi penduduk setempat.

Sementara itu, negara-negara kaya juga memiliki pertanian yang hasil utamanya adalah gandum, biji-bijian, hasil ternak, tanaman penghasil minyak, dan kedelai.  Biaya hidup yang tinggi di negara-negara ini membuat harga produk-produk ini amat mahal - namun pemerintah negara-negara kaya mengatasinya melalui subsidi bagi para petani untuk menekan biaya.  Jadi pajak yang dibayar oleh masyarakat menengah diberikan kepada pemilik tanah (biasanya orang kaya) karena memberikan jasa yang benar-benar tidak efisien.  Sebenarnya subsidi yang diberikan malah membuat prosesnya lebih tidak efisien karena para petani dianjurkan untuk memproduksi terlalu banyak - ada yang disebut gundukan mentega dan danau susu yang akan terbuang di Eropa karena sudah berlebihan untuk dikonsumsi orang.  Kita dapat memberikan hasil yang berlebih ini kepada masyarakat miskin di negara lain, tetapi karena mereka tidak mampu membelinya lebih baik produk-produk tadi dibiarkan membusuk.

Jika semua ini tak cukup mengejutkan, ada lagi yang perlu diketahui bahwa sistem pangan dunia juga mempercepat perubahan iklim.  Industri pertanian merusak lingkungan karena penggunaan pestisida dan pupuk buatan secara berlebihan; pemeliharaan ternak untuk daging dan susu menyumbangkan gas rumah kaca melalui metana yang dihasilkan; dan karena masyarakat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi produk dalam negeri, pengiriman bahan-bahan ini ke seluruh dunia memerlukan penggunaan bahan bakar penghasil karbon.

Sebagai sebuah alternatif, laporan khusus PBB akan menganjurkan pertanian berskala kecil yang berfokus pada beragam tanaman dan sumber makanan daripada berfokus pada hasil panen tunggal; metode-metode produksi yang tidak bergantung pada bahan-bahan kimia; menghentikan target biofuel (sejumlah besar tanaman yang dipanen di seluruh dunia digunakan untuk menghasilkan bensin agar terlihat 'ramah lingkungan'); menghentikan pembuangan pangan di negara-negara kaya.  Semua ini adalah langkah-langkah yang baik, namun diperlukan tindakan yang keras dari PBB jika kita ingin menerapkannya.  Sistem pangan global saat ini memang tidak masuk akal, namun sistem ini terus beroperasi karena banyak orang memperoleh uang banyak dari sistem ini.  Mereka akan menolak perubahan selama mungkin, bahkan tidak peduli jika sistem yang ada mengeksploitasi orang miskin. Tampaknya diperlukan rencana kongkrit dari kita semua untuk mendukung PBB dalam menghasilkan sesuatu yang berkelanjutan dan adil.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 9.04.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/04/the-global-food-system-madness-that.html

[ sistem pangan global, hasil pertanian dunia, Olivier de Schutter, sistem pangan dunia, negara-negara miskin, utang negara, menanam produk pertanian, Ana Shell ]

No comments:

Post a Comment