Sunday, May 4, 2014

Kehancuran Kota Detroit

Kota Detroit berarti berbagai hal untuk orang banyak. Kota ini sangat besar dan sulit dipahami sehingga pandangan yang kita miliki terhadap kota ini bersifat parsial, dipengaruhi oleh pandangan politik dan latar belakang kita. Beberapa melihat reruntuhan kota modern Detroit sebagai berikut: bagi penganut paham sayap kanan, kota ini merupakan kota dengan serikat pekerja terbanyak dan menjadi contoh bahwa serikat pekerja telah menghancurkan lapangan pekerjaan yang mereka coba lindungi karena meminta terlalu banyak sehingga menyulitkan kelas kapitalis. Pendapat lain dari spektrum politik yang sama beranggapan bahwa partai Demokrat yang berkuasa di sana menetapkan pajak yang terlalu tinggi dan menghabiskan terlalu banyak uang bagi layanan publik dan dana kesejahteraan. Mereka yang memiliki pandangan ekstrem malah mengambil sisi rasis dan beranggapan bahwa problem di kota Detroit berasal dari mayoritas penduduknya yang merupakan warga kulit hitam. Kulit hitam tidak boleh atau tidak bisa diharapkan untuk memimpin diri sendiri dengan baik.



Kita yang menganut paham sayap kiri tak setuju dengan pandangan-pandangan tadi. Namun tak bisa di pungkiri kota Detroit memang bermasalah. Populasi kota ini telah menurun sebanyak 25% selama satu dekade terakhir dan bahkan gedung megah seperti Michigan Central Station pun terlantar. Pada tahun 2013, kota Detroit menjadi kota terbesar dalam sejarah AS yang menyatakan kebangkrutan. Tingkat pengangguran kota ini mencapai lebih dari 23% hingga saat ini adalah yang terburuk dari 50 kota terbesar di AS. Beberapa wilayah telah ditinggalkan oleh banyak penghuninya serta dihancurkan oleh geng-geng jalanan sehingga rumah-rumah yang rusak dan ditutupi papan-papan dijual amat murah.

Jadi apa penyebab penurunan ini jika kita tidak setuju dengan anggapan sayap kanan? Kita bisa setuju bahwa kota Detroit adalah korban suburbanisasi dan fenomena 'perpindahan kulit putih.' Masyarakat pinggiran kota di sekitar kota Detroit justru (fakta mengejutkan) amat kaya. Daerah pinggiran kota ini amat populer di era 1960an karena beberapa faktor. Kekayaan populasi kulit putih yang bertambah setelah perang Amerika memungkinkan mereka menggapai 'Impian Amerika' yaitu memiliki rumah yang besar di pinggir kota dengan halaman luas dan garasi untuk dua mobil. Pada saat bersamaan, huru-hara akibat perbedaan ras pada tahun 1967 dan meningkatnya pengaruh dan militansi serikat pekerja membuat golongan kulit putih menjadi takut sehingga mereka memutuskan untuk meninggalkan kota dan pindah ke pinggiran kota.

Masalahnya, wilayah pinggiran kota ini berada pada yurisdiksi yang berbeda dari kota Detroit. Masyarakat pinggiran kota membayar pajak untuk diri sendiri, sementara kota Detroit harus membiayai diri sendiri dari pemasukan pajak yang kecil karena kebanyakan orang yang tinggal di kota, karena pilihan atau karena tak punya pilihan lain, terlalu miskin untuk membayar pajak. Tentu saja ini menyebabkan pihak kepolisian tidak mampu menangani kejahatan, kota tidak mampu memperbaiki infrastruktur yang rusak, dan lingkaran setan kemiskinan yang terus membelit masyarakat yang tersisa di kota itu, semakin sulit untuk diatasi.

Kisah yang sama telah terjadi berulang kali pada skala yang lebih kecil di banyak bagian dari Amerika. Kaum kulit putih kaya meninggalkan pusat kota untuk kehidupan di pinggir kota tempat mereka bisa hidup dengan sesama kulit putih. Sedangkan wilayah perkotaan runtuh akibat tidak adanya dukungan federal atau negara bagian untuk menambah pemasukan yang sedikti dari pajak. Memang, kota Detroit adalah contoh yang ekstrem. Suburbanisasi Amerika, sebuah filosofi yang terus menyebar ke seluruh dunia perlu ditekan sebisa mungkin. Pinggiran kota adalah tanda pemisahan (antara yang kaya dengan yang miskin dan kulit putih dengan kulit hitam), tanda kehancuran lingkungan, kesamaan budaya, dan tanda kesulitan ekonomi untuk wilayah pusat kota tempat tinggal warga miskin dan tereksploitasi. Kehancuran kota Detroit adalah produk samping dari 'Impian Amerika' untuk kehidupan di pinggir kota. Hal itu memperlihatkan dengan kejadian yang dialami oleh mereka yang tidak mampu memiliki impian tadi.



Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 20.04.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/04/the-death-of-detroit.html

[ kota Detroit memang bermasalah, populasi kota, Michigan Central Station, korban suburbanisasi, perpindahan kulit putih, masyarakat pinggiran ]

No comments:

Post a Comment