Sunday, December 22, 2013

Akhir Kejayaan Gazprom

Masa depan Gazprom, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Rusia yang pada tahun lalu mengalami punurunan laba hingga 15%, nampak semakin tidak menentu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin ‘kelelahan’ menangani ekspor luar negeri mereka. Presiden telah berjanji untuk mengubah Rusia menjadi negara “adidaya energi”, namun dalam kenyataannya, secara tak langsung telah menyebabkan Rusia tak dapat beradaptasi dengan adanya pasar energi baru di seluruh dunia.

Selama sepuluh tahun terakhir, sepertiga dari kebutuhan gas Eropa diimpor dari Rusia. Beberapa negara, seperti Bulgaria, bahkan hanya bergantung dari pasokan Gazprom. Jutaan orang menderita ketika Gazprom memutuskan layanannya kepada Ukraina, Belarusia, Gorgia, dan Moldova selama beberapa kali musim dingin yang mencekam di tahun 2006, 2008, dan berulang di tahun 2009, dengan alasan memberi pelajaran kepada para eksekutif yang terlalu ambisius memaksa Kremlin untuk memperbaiki legislatifnya.
Parahnya lagi, Gazprom membeli gas alam dari daerah Kaspia dan menjualnya kembali kepada negara-negara tetangganya di Eropa dengan menaikan harga sebesar 25%. Demi mempertahankan margin tersebut, CEO Alexey Miller telah berjuang (baca: menentang) namun akhirnya kalah, terhadap rencana pembangunan jalur pipa alternatif yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan barat.
Bayangkan Gazprom sebagai si tukang tindas saat jam istirahat, mengamuk di halaman halaman sekolah, membuat anak-anak lain ketakutan, mengambil uang jajan beli susu mereka, karena dia hanya ingin mereka minum dari kolam susu ‘miliknya’ saja, dengan harga dua puluh lima sen sekali isap.
Kelompok ini melemahkan undang-undang energi yang diwariskan oleh Uni Eropa. Sebagai contoh, Paket Energi Ketiga ditujukan untuk merangsang pasar energi di internal Eropa. Salah satu komponen utama dari paket tersebut memerlukan adanya pemutusan jaringan pasokan dan distribusi antar perusahaan. Artinya – jika kamu mengendalikan sumber mata air, kamu tidak bisa mengendalikan siapa yang minum, atau bagaimana caranya.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, dengan munculnya produsen-produsen energi baru yang menawarkan harga lebih murah, telah memungkinkan para konsumen energi melepaskan diri dari ketergantungan mereka pada Gazprom.
Bahkan Amerika Serikat diperkirakan akan mengekspor gas alam cair dalam jumlah sangat besar ke Eropa  pada tahun mendatang ini. Penggunaan gas alam telah menjadi pilihan sebagian besar rakyat di Amerika Utara dan Uni Eropa sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Dan dengan meningkatnya penggunaan gas dari batuan serpih, maka masa depan Gazprom semakin meredup.                                                   
Minyak mentah adalah komoditas berharga di masa lalu. Demikian juga dengan batu bara. Kedua sumber daya alam yang sangat tidak ramah lingkungan ini mengantarkan kita hingga ke abad 21. NRGLab telah mengembangkan sarana yang lebih efisien untuk mengubah gas alam menjadi bahan bakar. Gas alam, meskipun juga mempunyai bahaya tersembunyi, menawarkan solusi energi yang lebih bersih bagi keadaan Eropa saat ini. Untuk informasi selengkapnya mengenai strategi energi dan proyek-proyek NRGLab berikutnya, silakan kunjungi www.nrglab.asia



Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 9 Desember: http://anashell.blogspot.com/2013/12/the-future-of-russias-natural-gas-power.html

[ Gazprom, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam, Vladimir Putin, adidaya energi, pasar energi baru, Alexey Miller, NRGlab, Proyek Gasifikasi NRGLab ]

No comments:

Post a Comment