Masa depan Gazprom, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam
Rusia yang pada tahun lalu mengalami punurunan laba hingga 15%, nampak semakin
tidak menentu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin ‘kelelahan’ menangani ekspor
luar negeri mereka. Presiden telah berjanji untuk mengubah Rusia menjadi negara
“adidaya energi”, namun dalam kenyataannya, secara tak langsung telah
menyebabkan Rusia tak dapat beradaptasi dengan adanya pasar energi baru di
seluruh dunia.
Selama sepuluh tahun terakhir, sepertiga dari kebutuhan
gas Eropa diimpor dari Rusia. Beberapa negara, seperti Bulgaria, bahkan hanya
bergantung dari pasokan Gazprom. Jutaan orang menderita ketika Gazprom
memutuskan layanannya kepada Ukraina, Belarusia, Gorgia, dan Moldova selama
beberapa kali musim dingin yang mencekam di tahun 2006, 2008, dan berulang di
tahun 2009, dengan alasan memberi pelajaran kepada para eksekutif yang terlalu ambisius
memaksa Kremlin untuk memperbaiki legislatifnya.
Parahnya lagi, Gazprom membeli gas alam dari daerah
Kaspia dan menjualnya kembali kepada negara-negara tetangganya di Eropa dengan menaikan
harga sebesar 25%. Demi mempertahankan margin tersebut, CEO Alexey Miller telah
berjuang (baca: menentang) namun akhirnya kalah, terhadap rencana pembangunan
jalur pipa alternatif yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan barat.
Bayangkan Gazprom sebagai si tukang tindas saat jam istirahat,
mengamuk di halaman halaman sekolah, membuat anak-anak lain ketakutan,
mengambil uang jajan beli susu mereka, karena dia hanya ingin mereka minum dari
kolam susu ‘miliknya’ saja, dengan harga dua puluh lima sen sekali isap.
Kelompok ini melemahkan undang-undang energi yang
diwariskan oleh Uni Eropa. Sebagai contoh, Paket Energi Ketiga ditujukan untuk
merangsang pasar energi di internal Eropa. Salah satu komponen utama dari paket
tersebut memerlukan adanya pemutusan jaringan pasokan dan distribusi antar
perusahaan. Artinya – jika kamu mengendalikan sumber mata air, kamu tidak bisa mengendalikan
siapa yang minum, atau bagaimana caranya.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, dengan munculnya
produsen-produsen energi baru yang menawarkan harga lebih murah, telah memungkinkan para konsumen energi melepaskan diri
dari ketergantungan mereka pada Gazprom.
Bahkan Amerika Serikat diperkirakan akan mengekspor gas
alam cair dalam jumlah sangat besar ke Eropa pada tahun mendatang ini. Penggunaan gas alam
telah menjadi pilihan sebagian besar rakyat di Amerika Utara dan Uni Eropa
sebagai
bahan bakar pengganti batu bara. Dan dengan meningkatnya penggunaan gas dari
batuan serpih, maka masa depan Gazprom semakin meredup.
Minyak mentah adalah komoditas berharga di
masa lalu. Demikian juga dengan batu bara. Kedua sumber daya alam yang sangat
tidak ramah lingkungan ini mengantarkan kita hingga ke abad 21. NRGLab telah
mengembangkan sarana yang lebih efisien untuk mengubah gas alam menjadi bahan
bakar. Gas alam, meskipun juga mempunyai bahaya tersembunyi, menawarkan solusi
energi yang lebih bersih bagi keadaan Eropa saat ini. Untuk informasi selengkapnya
mengenai strategi
energi dan
proyek-proyek NRGLab berikutnya, silakan kunjungi www.nrglab.asia
Diterjemahkan dari
Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 9 Desember: http://anashell.blogspot.com/2013/12/the-future-of-russias-natural-gas-power.html
[ Gazprom, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam, Vladimir Putin, adidaya energi, pasar energi baru, Alexey Miller, NRGlab, Proyek Gasifikasi NRGLab ]
No comments:
Post a Comment