Tuesday, February 18, 2014

Apakah Mereka yang Miskin adalah Penjahat yang Sebenarnya?

Kriminalisasi warga miskin merupakan salah satu aspek paling merusak dari masyarakat kapitalis modern yang semakin sering kita lihat saat ini. Kenyataan ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, setidaknya terjadi juga pada masa revolusi industri. Berdasarkan argumentasi antara kaum kapitalis dan kaum buruh, serikat buruh dikembangkan sebagai cara para pekerja untuk memaksimalkan potensi mereka guna mendapatkan keuntungan.   Mereka diperlakukan sebagai sampah masyarakat, disebut sebagai komunis dan kerap kali diserang oleh polisi dan orang bayaran - bahkan hal ini masih berlangsung hingga saat ini, gerakan serikat pekerja di barat adalah bayangan suram keadaan seratus tahun silam. Di sisi lain, upaya-upaya kaum kapitalis untuk memaksimalkan potensi memperoleh keuntungan dengan cara mengurangi upah, meningkatkan jam kerja, dan mengabaikan peraturan-peraturan keselamatan kerja, hampir selalu mendapatkan dukungan pemerintah, baik secara implisit maupun eksplisit dengan cara meloloskan UU yang pro-perusahaan.

George Monbiot dalam kolomnya di koran The Guardian baru-baru ini kembali membahas sarana penindasan legal lain yang dapat segera digunakan oleh pemerintah terhadap warga miskin, yaitu IPNAs (Injunctions to Prevent Nuisance or Annoyance) atau perintah pengadilan untuk mencegah gangguan. Perintah pengadilan ini dapat dikenakan kepada siapa saja terhadap tindakan yang dianggap hakim dapat menyebabkan 'gangguan' terhadap orang lain.
 Mengulangi tindakan tersebut setelah dikeluarkannya surat perintah pengadilan dapat mengakibatkan hukuman penjara dua tahun, sekalipun tindakan tersebut biasanya tidak dianggap sebagai kejahatan. Seperti yang ditulis Monbiot, perintah pengadilan ini tidak akan digunakan untuk melawan mereka yang 'terhormat' yang membuat onar atau memblokir trotoar di depan bar minuman anggur atau gedung opera. Perintah pengadilan ini akan digunakan melawan para suporter sepak bola, demonstran, orang-orang muda yang dianggap berisik atau mengancam, dan para tunawisma yang mencari tempat untuk tidur. Dengan kata lain, perintah pengadilan ini akan digunakan untuk mengubah orang yang sudah miskin menjadi penjahat juga.

Tunawisma, yang berada di strata paling bawah dalam masyarakat kita sudah pasti sangat rentan terhadap kriminalisasi. Pada akhir tahun lalu kota Los Angeles mulai mempertimbangkan undang-undang baru yang melarang membeli makan tunawisma di tempat-tempat umum; pada dasarnya melarang dapur umum, dan menghapus salah satu kenyamanan kecil yang dimiliki warga miskin ini. Philadelphia, Raleigh, dan Orlando, adalah beberapa kota yang telah memiliki undang-undang serupa. Semua ini adalah bagian dari upaya untuk menyingkirkan para tunawisma dengan membuat aturan bahwa tidur di luar rumah, meminta-minta, atau bahkan mendapatkan akses terhadap makanan adalah merupakan tindakan kriminal...

Lalu, apa yang akan dicapai dari semua itu? Mirip dengan pemberangusan serikat pekerja di awal abad ke-20, kriminalisasi orang miskin bukan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kehidupan orang-orang yang berada di bagian bawah piramida sosial kita, melainkan mereka yang berada di puncak piramida. Hal ini mengekalkan gambaran si kaya-kelas yang dilindungi di satu sisi, dan kelompok si miskin yang terus-menerus miskin dan teraniaya di sisi lain. Ini merupakan upaya untuk mencegah solidaritas kelas di antara sesama mereka yang menjadi miskin karena pemotongan upah, pengangguran, dan pengurangan jaminan sosial dengan cara menandai sebagian dari mereka sebagai 'penjahat' yang harus dipandang rendah daripada dibantu.
Alih-alih semakin merusak harapan kalangan termiskin dalam masyarakat, sudah saatnya untuk mengriminalisasikan perbuatan-perbuatan yang benar-benar membahayakan – seperti spekulasi di Wall Street, penjualan kredit subprima yang menyebabkan krisis keuangan, dan penggalian, pengeboran, serta melakukan rekah hidrolik (fracking) terus-menerus untuk mendapatkan batu bara, minyak, dan gas. Hal seperti ini akan mendatangkan kebaikan bagi seluruh lapisan dalam masyarakat kita, bukan hanya kepada segelintir minoritas yang diuntungkan oleh undang-undang yang ada saat ini.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 4.02: http://anashell.blogspot.com/2014/02/are-poor-real-criminals.html

kriminalisasi warga miskin, masyarakat kapitalis modern, revolusi industri, George Monbiot, The Guardian, IPNAs, Tunawisma, Los Angeles, Ana shell ]

No comments:

Post a Comment