Kriminalisasi
warga miskin merupakan salah satu aspek paling merusak dari masyarakat kapitalis
modern yang semakin sering kita lihat saat ini. Kenyataan ini sebenarnya bukan
sesuatu yang baru, setidaknya terjadi juga pada masa revolusi industri. Berdasarkan
argumentasi antara kaum kapitalis dan kaum buruh, serikat buruh dikembangkan
sebagai cara para pekerja untuk memaksimalkan potensi mereka guna mendapatkan
keuntungan. Mereka diperlakukan sebagai
sampah masyarakat, disebut sebagai komunis dan kerap kali diserang oleh polisi
dan orang bayaran - bahkan hal ini masih berlangsung hingga saat ini, gerakan
serikat pekerja di barat adalah bayangan suram keadaan seratus tahun silam. Di
sisi lain, upaya-upaya kaum kapitalis untuk memaksimalkan potensi memperoleh
keuntungan dengan cara mengurangi upah, meningkatkan jam kerja, dan mengabaikan
peraturan-peraturan keselamatan kerja, hampir selalu mendapatkan dukungan
pemerintah, baik secara implisit maupun eksplisit dengan cara meloloskan UU
yang pro-perusahaan.
George
Monbiot dalam kolomnya di koran The Guardian baru-baru ini kembali membahas
sarana penindasan legal lain yang dapat segera digunakan oleh pemerintah
terhadap warga miskin, yaitu IPNAs (Injunctions to Prevent Nuisance or
Annoyance) atau perintah pengadilan untuk mencegah gangguan. Perintah
pengadilan ini dapat dikenakan kepada siapa saja terhadap tindakan yang dianggap
hakim dapat menyebabkan 'gangguan' terhadap orang lain.
Mengulangi tindakan tersebut setelah
dikeluarkannya surat perintah pengadilan dapat mengakibatkan hukuman penjara
dua tahun, sekalipun tindakan tersebut biasanya tidak dianggap sebagai
kejahatan. Seperti yang ditulis Monbiot, perintah pengadilan ini tidak akan digunakan
untuk melawan mereka yang 'terhormat' yang membuat onar atau memblokir trotoar
di depan bar minuman anggur atau gedung opera. Perintah pengadilan ini akan
digunakan melawan para suporter sepak bola, demonstran, orang-orang muda yang
dianggap berisik atau mengancam, dan para tunawisma yang mencari tempat untuk
tidur. Dengan kata lain, perintah pengadilan ini akan digunakan untuk mengubah orang
yang sudah miskin menjadi penjahat juga.
Tunawisma,
yang berada di strata paling bawah dalam masyarakat kita sudah pasti sangat
rentan terhadap kriminalisasi. Pada akhir tahun lalu kota Los Angeles mulai
mempertimbangkan undang-undang baru yang melarang membeli makan tunawisma di
tempat-tempat umum; pada dasarnya melarang dapur umum, dan menghapus salah satu
kenyamanan kecil yang dimiliki warga miskin ini. Philadelphia, Raleigh, dan
Orlando, adalah beberapa kota yang telah memiliki undang-undang serupa. Semua
ini adalah bagian dari upaya untuk menyingkirkan para tunawisma dengan membuat
aturan bahwa tidur di luar rumah, meminta-minta, atau bahkan mendapatkan akses
terhadap makanan adalah merupakan tindakan kriminal...
Lalu,
apa yang akan dicapai dari semua itu? Mirip dengan pemberangusan serikat
pekerja di awal abad ke-20, kriminalisasi orang miskin bukan bertujuan untuk
meningkatkan tingkat kehidupan orang-orang yang berada di bagian bawah piramida
sosial kita, melainkan mereka yang berada di puncak piramida. Hal ini
mengekalkan gambaran si kaya-kelas yang dilindungi di satu sisi, dan kelompok
si miskin yang terus-menerus miskin dan teraniaya di sisi lain. Ini merupakan
upaya untuk mencegah solidaritas kelas di antara sesama mereka yang menjadi
miskin karena pemotongan upah, pengangguran, dan pengurangan jaminan sosial
dengan cara menandai sebagian dari mereka sebagai 'penjahat' yang harus
dipandang rendah daripada dibantu.
Alih-alih
semakin merusak harapan kalangan termiskin dalam masyarakat, sudah saatnya
untuk mengriminalisasikan perbuatan-perbuatan yang benar-benar membahayakan – seperti
spekulasi di Wall Street, penjualan kredit subprima yang menyebabkan krisis
keuangan, dan penggalian, pengeboran, serta melakukan rekah hidrolik (fracking)
terus-menerus untuk mendapatkan batu bara, minyak, dan gas. Hal seperti ini
akan mendatangkan kebaikan bagi seluruh lapisan dalam masyarakat kita, bukan
hanya kepada segelintir minoritas yang diuntungkan oleh undang-undang yang ada
saat ini.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli
di publikasikan tanggal di 4.02: http://anashell.blogspot.com/2014/02/are-poor-real-criminals.html
[ kriminalisasi warga miskin, masyarakat kapitalis modern, revolusi industri, George Monbiot, The Guardian, IPNAs, Tunawisma, Los Angeles, Ana shell ]
No comments:
Post a Comment