Saat menulis artikel ini, saya mendengar berita tentang
sidang pengadilan yang berlangsung selama dua hari terakhir di daerah West
Midlands, Inggris. Tahun lalu, lima aktivis
memblokir jalan masuk utama ke Excel Docklands di London saat perhelatan
pameran dua tahunan dari Peralatan Keamanan dan Persenjataan Internasional
(Defence Security Equipment International - DSEI) dilangsungkan. Para aktivis
yang adalah penganut kristiani ini (salah satunya adalah Pendeta), selama aksi
protes tanpa kekerasan mereka hanya berlutut sambil berdoa dan menyanyikan
himne. Sementara
itu di lokasi pameran DSEI ada ratusan perusahaan yang berlomba-lomba untuk
menjual senjata, bahan peledak, dan kendaraan lapis baja kepada banyak perwakilan
pemerintah yang menghadiri pameran tersebut. Perbedaan
antara kedua kelompok ini amat mencolok. Sayangnya para aktivislah yang kalah
dalam pertarungan mereka yang tanpa kekerasan dengan pemerintah, dan mereka
ditahan atas dasar pelanggaran karena masuk tanpa izin.
Hari ini, hakim pengadilan Stafford telah memutuskan
bahwa para aktivis tidak bersalah. Memang, kebebasan mereka tampaknya diperoleh
karena kesalahan teknis di pihak kepolisian. Instruksi polisi saat
memerintahkan agar para aktivis untuk pergi tidak jelas atau kurang terperinci
sehingga mereka tidak bisa bertindak sesuai dengan perintah tersebut. Namun,
ini tetap suatu kemenangan penting. Para aktivis telah diperbolehkan untuk menyampaikan argumen tentang
legalitas taktik mereka di hadapan pengadilan hukum. Seperti biasa, pihak
kepolisian terlihat jelas bertindak amat licik atau bodoh. Di NRGLab dan Ana Shell Fund, kami memuji kelima
aktivis karena telah memperjuangkan apa yang mereka percayai meski adanya
ancaman tiga bulan penjara.
Yang menarik dari pengadilan ini adalah standar ganda
serta kemunafikan di Inggris Raya, yang katanya, adalah negara yang menjunjung
"kebebasan dan keadilan". Salah satu argumen yang digunakan oleh
pembela berkisar pada insiden di pameran DSEI tahun 2013 karena ada dua
perusahaan yang dikeluarkan dari pameran. Hal
itu terjadi karena kedua perusahaan tersebut mempromosikan penjualan senjata
yang dianggap ilegal dalam hukum Inggris. Magforce Internasional dari Prancis
serta Tianjin Myway dari Cina dikeluarkan dari DSEI karena menjual proyektil
listrik pengejut, tongkat pengejut, dan borgol kaki dengan pemberat. DSEI baru mengambil tindakan setelah Caroline Lucas,
seorang anggota parlemen mengajukan pertanyaan ke parlemen sehubungan dengan
adanya desas-desus akan penjualan senjata tersebut di pameran.
Sayangnya, DSEI bersikap biasa-biasa saja sehubungan
dengan aksi ilegal dari kedua perusahaan dan mereka yang terlibat dalam pameran
senjata tersebut juga tidak ada yang didakwa. Padahal kejahatan
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual tongkat pengejut dan
rudal kejut jauh lebih besar dari pada kelima orang yang dengan tenang berlutut
di jalan, namun justru kelima orang inilah yang malah didakwa oleh negara dan
kepolisian. Kebebasan mereka pun hanya terjadi karena kesalahan
teknis. Jika
kepolisian melakukan tugas mereka dengan baik, mungkin kelima aktivis inilah
yang akan berada di penjara malam ini sementara Magforce dan Myway dengan bebas
melanjutkan bisnis mereka – bisnis yang didasarkan pada penindasan dan
kekerasan terhadap mereka yang direbut haknya dan miskin.
Meski kisah ini berlokasi di Inggris, apa yang terjadi
tidak hanya terjadi di Inggris. Prioritas negara amat jelas. Jika Anda berupaya membela yang lemah, yang
tidak punya apa-apa, yang rumahnya hancur karena rudal, yang kehidupannya
direnggut oleh pistol, dan yang kebebasannya dibelenggu dengan borgol kaki
dengan pemberat, Anda kemungkinan besar adalah penjahat. Jika Anda
berkontribusi pada situasi di atas dengan membuat borgol kaki, rudal, pistol
dan senjata penyiksa - hal itu tidak apa-apa, Anda bebas melanjutkan bisnis
tersebut asalkan Anda mendatangkan keuntungan bagi para politikus dan pemangku
kepentingan. Aktivis yang melakukan protes tanpa kekerasan adalah
kelompok berbahaya sementara perusahaan yang keuntungannya berasal dari
kekerasan adalah warga negara teladan. Ideologi terbalik ini dianut dalam kebudayaan neoliberal
global dewasa ini. Kita semua hendaknya meniru kelima aktivis di atas dan
bertindak menentang hal ini.
Excel Docklands di London, Peralatan Keamanan dan Persenjataan Internasional, Defence Security Equipment International, DSEI, hakim pengadilan Stafford, NRGLab, Ana Shell Fund, Caroline Lucas
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 25.02.14: http://anashell.blogspot.com/2014/02/fighting-arms-trade-with-non-violence.html
Excel Docklands di London, Peralatan Keamanan dan Persenjataan Internasional, Defence Security Equipment International, DSEI, hakim pengadilan Stafford, NRGLab, Ana Shell Fund, Caroline Lucas
No comments:
Post a Comment