Laporan
terbaru dari AS mengatakan bahwa kontaminasi air akibat teknik pengeboran
energi model baru yang dikenal dengan nama 'rekah hidrolik' atau fracking mungkin sudah biasa terjadi
daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ada laporan pengaduan mengenai
kontaminasi air terjadi di Pennsylvania, West Virginia, Texas, dan Ohio. Negara bagian yang mempunyai laporan
pengaduan paling mendetail yaitu Texas (hal ini mungkin mengejutkan, mengingat
citra Pennysilvania yang jauh lebih liberal), mempunyai lebih dari 2.000
laporan penganduan tentang sumur-sumur minyak dan gas, meskipun belum ada kasus
kontaminasi air yang telah dikonfirmasi.
Sedangkan Pennsylvania mencatat lebih dari 100 kasus kontaminasi air
yang telah terkonfirmasi yang berasal dari industri minyak dan gas, termasuk
dari sumur-sumur rekah hidrolik.
Yang
pertama kali membuat kesadaran masyarakat awam tentang bahaya fracking atau rekah hidrolik adalah film
dokumenter Gasland, yang memperlihatkan bahwa orang dapat menyetel keran air
mereka menjadi api hanya dengan menyalakan pemantik rokok saja. Kegiatan rekah hidrolik itu artinya memompa
ratusan ribu galon air dan unsur-unsur kimiawi ke permukaan bumi sebagai upaya
untuk memutus dan membebaskan gas alam yang terperangkap di dalam batuan
serpih, sehingga rekah hidrolik ini mempunyai risiko bawaan, yaitu terjadinya
kontaminasi silang dengan air tanah di lokasi sekitarnya - dan komposisi
bahan-bahan kimia yang sebenarnya dipakai dalam cairan rekah hidrolik ini tetap
menjadi rahasia yang ditutup rapat.
Jadi,
apakah temuan ini akan menghentikan, atau paling tidak memperlambat ledakan
kegiatan rekah hidrolik yang telah menyebar di AS selama beberapa tahun
belakangan ini, dan yang baru saja dimulai di negara lain seperti Inggris?
Meskipun ada beberapa kasus pemilik rumah yang pasokan airnya jelas-jelas
terkontaminasi mendapatkan kompensasi besar, namun dengan meningkatnya skala
kegiatan operasional rekah hidrolik ini, sepertinya tidak mungkin ada perusahaan
energi yang akan kolaps. Karena rekah hidrolik memberikan akses ke cadangan gas
alam onshore yang tetap murah, sehingga
memungkinkan arus ekonomi bahan bakar fosil terus berlanjut - peluang seperti
ini tentu saja tidak mungkin dilewatkan begitu saja oleh pemerintah dan dunia
bisnis, karena beralih ke ekonomi energi ramah lingkungan yang berdasarkan
sumber energi terbarukan hanya akan menimbulkan ancaman bagi mereka yang
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan dari status quo.
Selain
itu, kemungkinan mayoritas sumur-sumur rekah hidrolik akan dibor di
daerah-daerah pedesaan dan tempat bermukim para warga kelas pekerja di
pinggiran kota. Sudah barang tentu
mayoritas penduduk yang akan terkena dampak dari infrastruktur ini adalah
mereka yang mempunyai sebidang tanah kecil, sedikit koneksi, dan pada dasarnya
tidak mampu berbuat apa-apa. Para
pemilik tanah yang kaya mempunyai uang mereka untuk mempertahankan diri dari
sumur-sumur rekah hidrolik, sementara si miskin harus rela melihat lahan dan pemandangan
mereka dihancurkan, kesehatan mereka direnggut, semua atas nama keuntungan
perusahaan.
Dorongan
terus-menerus untuk mendapatkan bahan bakar fosil tentu saja merupakan
kebodohan terbesar dalam era kita. Ada
begitu banyak pontensi alternatif energi lainnya di luar sana - bahkan beberapa
di antaranya dikembangkan oleh NRGLab - yang seharusnya mendapatkan dukungan
pemerintah dan dana publik yang jauh lebih baik dibandingkan yang diterima oleh industri energy seperti
rekah hidrolik. Melalui penggunaan
teknologi yang bijaksana, kita bisa mengurangi tagihan energi bulanan kita,
mengangkat orang keluar dari jurang kemiskinan energi, dan melindungi
lingkungan kita - daripada mengontaminasikan air kita dan menghancurkan
kesehatan demi mengejar beberapa tahun yang dimiliki dari pilihan bahan bakar
fosil. Mudah-mudahan kesadaran publik
akan bahaya rekah hidrolok akan menjadi langkah awal perubahan nyata dalam
beberapa tahun mendatang.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli
di publikasikan tanggal di 23.01.14:
http://anashell.blogspot.com/2014/01/fracking-our-way-to-disaster.html
[ Rekah Hidrolik, pengeboran energi, sumur-sumur minyak, kontaminasi air, film dokumenter Gasland, pasokan airnya, gas alam onshore, NRGLab ]
No comments:
Post a Comment