Dewasa ini, efesiensi
energi menjadi menjadi salah satu faktor bagi konsumen dalam mengambil
keputusan. Mulai dari kebutuhan rata-rata bensin per kilometer untuk sebuah mobil baru, atau
ukuran rumah yang akan dibeli, setiap sen diperhitungkan pada era ekonomi saat
ini. Jadi mengapa harus membuang-buang uang hanya karena TIDAK efisien?
Tingginya tingkat efisiensi energi atau EER (Energy –Efficiency Rating)
dapat mengurangi tagihan bulanan seorang pemilik rumah. Survei menyeluruh terhadap EER tahun lalu menunjukkan bahwa 44% dari masyarakat
menginginkan lebih banyak lagi pengembangan
bangunan ramah lingkungan atau bangunan hijau ini. Namun, dalam rangka
mendorong laju penyebaran renovasi energi, kita harus mengombinasikan dua
indeks yang dipakai saat ini: Operational Rating System (ORS) dan Asset Rating
System (ARS). Mengapa?
ORS menghitung tagihan energi bangunan pada bulan-bulan sebelumnya
dan luas bangunan serta menghitung tingkat persentilnya. Sejak tahun 2008, dua
negara bagian dan beberapa kota di Amerika Serikat bergantung pada sistem ini.
Bagi masyarakat awam, penggunaan ORS sangat masuk akal. Namun ada satu kekurangannya yang sangat
jelas: Bagaimana Anda membandingkan struktur sebuah bangunan yang dibangun
tahun 1950-an dengan yang dibangun pada abad ke-21? Kedua bangunan tersebut
dibangun dengan material yang berbeda. Dengan model arsitektural yang berbeda
pula. Singkatnya seperti membandingkan buah apel dengan jeruk.
Itulah sebabnya para ahli mengembangkan ARS. ARS menganalisis pemakaian energi pada infrastruktur
bangunan dan kemungkinannya di masa yang akan datang. Untuk bangunan yang lebih
baru, hal ini dapat menunjukkan kepada
calon pembeli cara terbaik memaksimalkan sistemnya. Begitu bangunan mulai beroperasi, ORS menjadi
penting bagi pemilik bangunan, karena ORS menandai para pemilik bangunan yang memboroskan
energi.
Clay Nesler, Wakil Presiden Divisi Efesiensi Bangunan Johnson Controls,
sebuah perusahaan yang di bidang efesiensi energi, mengklaim bahwa EER
seharusnya dilihat sebagai “salah satu perangkat yang, jika digabungkan dengan
kebijakan lainnya, dapat
mendongkrak investasi di bidang
efesiensi energi.”
Jadi apakah Anda juga dipusingkan dengan segala masalah teknis ekonomi yang membingunkan ini?
Untungnya saat ini ada beberapa negara, termasuk Australia yang berhasil
melepaskan diri dari masalah ini. Mereka hanya menyewa bangunan dengan tingkat EER
yang tinggi. Dan karena pemerintah Australia menyewa lebih banyak tempat
daripada perusahaan swasta lainnya, maka bangunan dengan tingkat EER yang lebih
rendah otomatis mengalami penurunan nilai jual.
Pada 2010, Uni Eropa berhasil meloloskan UU Kinerja Energi dalam Pedoman
Bagunan, undang-undang yang mensyaratkan kepada seluruh negara untuk
meningkatkan standar efesiensi energinya. Pada survei EER tahun lalu, responden
lebih insentif pajak dan pengurangan pajak atas bangunan dengan EER tinggi daripada inventasi pemerintah untuk merenovasi
dan merestorasi bangunan.
Dengan mengombinasikan kedua perhitungan efesiensi energi ini, sesungguhnya
pemerintah dapat membantu lebih banyak
dunia usaha mendapatkan sertifikasi hijau, sehingga akan mendorong
sektor-sektor lainnya untuk melakukan hal serupa.
NRGLab,
nyatanya dapat membatu rumah atau kantor Anda, untuk menghemat energi dengan
SH-Box, sebuah generator portabel yang
menghasilkan energi alami sesuai tarif saat ini $0,03 per kW!
Berminat? Kunjungi www.NRGLab.asia untuk
informasi lebih lanjut mengenai SH-Box bebas karbon, dan bergabunglah
dalam gerakan energi ramah lingkungan sebelum terlambat.
Diterjemahkan
dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 20 Juni: http://anashellnrglab.wordpress.com/2013/06/20/energy-efficiency-and-nrglab/
[ Penghematan Energi, energi, energi NRGLab, EER, Energy Efficiency Rating, Operational Rating System, Asset Rating System, SH-box, Ana shell, ana shell sh-box, NRGlab ]
No comments:
Post a Comment