Energi biomassa diciptakan melalui
pembakaran atau konversi biokimia materi organik untuk dipergunakan sebagai
bahan bakar. Beberapa materi organik yang digunakan untuk energi biomassa
termasuk kayu, serbuk gergaji, rumput, jagung, tebu, limbah pertanian, dan
tanaman hidup lainnya. Ada banyak proses untuk mengubah biomassa menjadi energi.
Jika
terdiri dari limbah, biomassa memiliki nilai tambah dalam mengubah sampah menjadi
energi, jika dari bahan hasil pertanian, maka dapat memberikan keuntungan
secara ekonomi kepada petani. Juga mungkin untuk menanam tanaman yang
dikhususkan untuk aplikasi biomassa, akan tetapi, menggunakan limbah yang ada
adalah cara paling hijau untuk produksi biomassa.
Bahan
bakar minyak biomassa seperti etanol dapat menghasilkan sekitar lima kali lipat
energi yang dipergunakan untuk perbuatannya, yang membuat cara ini terdengar
lebih sebagai sumber energi ekonomis. Sisi negatifnya adalah semakin jauh
tujuan bahan bakar dikirimkan, maka semakin kurang ekonomis dari segi
pembiayaan. Dengan demikian, nilai utama dari proses energi biomassa adalah
jika biomassa dipergunakan di tempat di mana biomassa diproduksi, seperti area
pertanian dan komunitas di sekitarnya.
Para
ahli sedang mencari solusi yang lebih efisien untuk penggunaan energi biomassa,
karena enerrgi ini memberikan keuntungan lingkungan sekitar dibandingkan dengan
bahan bakar fosil. Transisi ke biomassa akan membantu dunia mengurangi produksi
limbah dan emisi gas rumah kaca. Namun pada saat yang sama, produksi bahan
bakar biomassa masih terbilang mahal karena merupakan terknologi yang relatif
baru. Perbaikan metode penciptaan bahan bakar secara efisien dan dengan
biaya yang lebih terjangkau masih dalam penelitian.
Proses
gasifikasi terjadi dengan didukung temperatur tinggi dan pengendalian jumlah
oksigen dan uap pada saat mengubah materi karbon seperti petrolium, batu bara, biomassa,
and bahan bakar nabati menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Proses konversi
ini menghasilkan apa yang disebut dengan syngas
dan merupakan produk biomassa yang lebih efisien dibandingkan proses pembakaran.
Syngas dapat dibakar secara langsung,
dipergunakan untuk menghasilkan metanol dan hidrogen dan bahkan dapat dikonversi
lebih jauh menjadi bahan bakar sintetis.
Cara
paling optimal menggunakan biomassa adalah melalui gasifikasi dengan mengikuti
aktuasi di dalam turbin gas.
Di
masa mendatang, penerapan yang tepat akan generator turbo harus menghasilkan
industri ekonomi, yang mengumpulkan biomassa dalam jumlah besar (pabrik gula, pabrik
penyulingan, pabrik pembuatan gula, dll).
Penggunaan
biomassa memungkinkan penggunaan negara akan batu bara, gas, atau minyak untuk
produksi listrik. Lebih dari itu, jumlah emisi karbon dioksida akan berkurang
dua kali lipat.
Turbin
gas NRGLab (dalam proses paten) menghasil energi listrik paling terjangkau di
dunia dari metana, propana, butana, metanol dan turunannya, sama baiknya dengan
syngas dengan harga yang cukup murah yaitu $0.02 USD per kW/h. Turbin NRGLab
tidak hanya meningkatkan efisiensi konversi dibandingkan dengan turbin
konvensional (sebesar 75%), juga lebih murah. Turbin 25MW oleh NRGLab berharga $15
juta USD, dibanding turbin yang sama yang tersedia di pasar saat ini yang harganya
mencapai $40 juta USD. Dengan gasifikasi turbin NRGLab, harga jauh lebih murah
setara dengan harga di mana biomassa dibakar tidak sebagai bahan bakar, tetapi
sebagai penghasil listrik dengan tingkat keseimbangan yang positif.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 7 Oktober: http://anashell.com/anashell/2013/10/07/biomass-gasification-trend/
[ gasifikasi biomassa, Proyek Gasifikasi NRGLab, gasifikasi NRGLab, NRGLab, energi biomassa, energi, energi NRGLab, Ana Shell NRGLab, Proses gasifikasi, Syngas, gasification Ana Shell, gasification nrglab, gasification project ]
No comments:
Post a Comment