Surat kabar di Inggris terkenal akan
laporan berita mereka yang berpihak kepada politik. Hal ini membuat surat kabar
Inggris menjadi sumber yang tidak dapat diandalkan jika kita berupaya
memperoleh informasi yang objektif dan fakta tentang kejadian-kejadian di salah
satu dari negara terkaya di dunia itu; sebaliknya, ini juga berarti bahwa surat
kabar Inggris dapat menjadi barometer budaya yang menggambarkan perasaan dari penduduk
khususnya dewasa ini saat publik dapat menanggapi dengan mudah hal-hal yang
mereka baca melalui sosial media seperti Twitter.
Salah satu contohnya berasal dari
artikel yang diterbitkan akhir pekan ini pada surat kabar Mail on Sunday. Surat kabar ini adalah rekanan dari
Daily Mail, yang terkenal pro sayap kanan dan sering menerbitkan berita-berita
kosong, yang secara mengejutkan telah menjadi situs surat kabar paling populer
di internet melalui tulisan-tulisan mereka akan politik ektrim, cerita-cerita
mengejutkan, serta foto-foto paparazzi tentang para selebritas. Surat kabar
Mail on Sunday mengirimkan reporter penyidik ke beberapa bank makanan Inggris, kegiatan
amal yang memberikan makan secara cuma-cuma kepada orang-orang yang tidak punya
pekerjaan, tereksploitasi, dan tertindas yang saat ini jatuh miskin akibat
resesi berkepanjangan yang menimpa banyak negara di Eropa.
Para reporter ini datang ke bank
makanan dan mengaku tidak mempunyai pekerjaan dan berbohong tentang situasi
mereka sehingga tampak kelaparan dan putus asa. Bank makanan melakukan
pengecekan identitas terlebih dahulu kemudian memberikan bingkisan makanan. Menurut
Mail on Sunday ini adalah penghinaan
yang menyedihkan dan menyatakan bahwa laporan tentang adanya satu juta orang
Inggris yang harus pergi ke bank makanan tahun lalu adalah salah. Mereka
mengklaim bahwa orang-orang yang pergi ke bank makanan hanyalah orang-orang yang mencari makanan gratis,
seperti halnya para reporter yang menyamar itu.
Tanggapan yang muncul di Twitter dan
sosial media lainnya penuh dengan reaksi kemarahan. Orang-orang menyebutkan
bahwa jika orang-orang dari Mail on Sunday
mau berbohong demi makanan bukan berarti semua orang akan melakukan hal
yang sama. Lebih jauh, orang-orang menyatakan bahwa meskipun klaim dari Mail on
Sunday benar, hal itu tidak masalah.Bahkan jika 20% dari penerima makanan bank
makanan tidak benar-benar memerlukannya, hal itu berarti masih ada setidaknya
800.000 orang yang benar-benar kelaparan dan membutuhkan bantuan. Kebanyakan
dari jumlah ini adalah anak-anak. Meskipun angka ini kurang dari angka satu juta,
angka yang sering digunakan, seharusnya tetap membuat malu negara yang disebut
sebagai salah satu yang terkaya di dunia.
Inggris masih terus menjadi salah
satu negara dengan angka GDP tertinggi di dunia, pemilik kota mahal London,
pebisnis kelas elit, bankir, dan politikus dengan pendapatan tinggi bahkan saat
orang-orang biasa mengalami kesulitan secara ekonomi. Para orang kaya ini telah
menganjurkan berkembangnya ideologi yang memandang orang yang memerlukan
bantuan sebagai orang yang tidak layak menerima bantuan karena mereka tidak mau
mencoba, bekerja keras, atau hanya ingin memperoleh bantuan cuma-cuma. Padahal
fakta memperlihatkan bahwa gaji kebanyakan orang tidak meningkat, pekerjaan
tidak tersedia, dan para mahasiswa yang baru lulus harus menanggung beban tambahan
utang. ‘Pemenang mengambil semuanya’ adalah ideologi kapitalis yang
menganjurkan orang miskin untuk saling menginjak agar dapat
menang.
Ideologi inilah yang dianjurkan oleh
Mail on Sunday dalam artikel bank makanan mereka. Untunglah, publik tidak
setuju. Timbulnya kebutuhan akan bank makanan adalah problem sesungguhnya,
bukan dari jumlah orang yang menggunakannya. Hal ini memperlihatkan bahwa
semakin banyak orang mulai sadar dan menyadari kesalahan dari ideologi ini.
Kita berharap bahwa ini adalah awal dari bangkitnya kesadaran publik dan
dimulainya perlawanan terhadap elit politik yang telah lama membuat orang-orang
yang mereka buat miskin menjadi kambing hitam.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di
publikasikan tanggal di 30.04.2014:
http://anashell.blogspot.com/2014_04_01_archive.html
[ surat kabar Inggris, sosial media, Mail on Sunday, Daily Mail, bank makanan Inggris, GDP, kesulitan secara ekonomi ]
No comments:
Post a Comment