Kota Detroit berarti berbagai hal untuk
orang banyak. Kota ini sangat besar dan sulit dipahami sehingga pandangan yang
kita miliki terhadap kota ini bersifat parsial, dipengaruhi oleh pandangan
politik dan latar belakang kita. Beberapa melihat reruntuhan kota modern
Detroit sebagai berikut: bagi penganut paham sayap kanan, kota ini merupakan
kota dengan serikat pekerja terbanyak dan menjadi contoh bahwa serikat pekerja telah
menghancurkan lapangan pekerjaan yang mereka coba lindungi karena meminta
terlalu banyak sehingga menyulitkan kelas kapitalis. Pendapat lain dari
spektrum politik yang sama beranggapan bahwa partai Demokrat yang berkuasa di
sana menetapkan pajak yang terlalu tinggi dan menghabiskan terlalu banyak uang bagi
layanan publik dan dana kesejahteraan. Mereka yang memiliki pandangan ekstrem
malah mengambil sisi rasis dan beranggapan bahwa problem di kota Detroit
berasal dari mayoritas penduduknya yang merupakan warga kulit hitam. Kulit
hitam tidak boleh atau tidak bisa diharapkan untuk memimpin diri sendiri dengan
baik.
Kita yang menganut paham sayap kiri tak
setuju dengan pandangan-pandangan tadi. Namun tak bisa di pungkiri kota Detroit
memang bermasalah. Populasi kota ini telah menurun sebanyak 25% selama satu
dekade terakhir dan bahkan gedung megah seperti Michigan Central Station pun
terlantar. Pada tahun 2013, kota Detroit menjadi kota terbesar dalam sejarah AS
yang menyatakan kebangkrutan. Tingkat pengangguran kota ini mencapai lebih dari
23% hingga saat ini adalah yang terburuk dari 50 kota terbesar di AS. Beberapa
wilayah telah ditinggalkan oleh banyak penghuninya serta dihancurkan oleh
geng-geng jalanan sehingga rumah-rumah yang rusak dan ditutupi papan-papan
dijual amat murah.
Jadi apa penyebab penurunan ini jika kita
tidak setuju dengan anggapan sayap kanan? Kita bisa setuju bahwa kota Detroit
adalah korban suburbanisasi dan fenomena 'perpindahan kulit putih.' Masyarakat
pinggiran kota di sekitar kota Detroit justru (fakta mengejutkan) amat kaya.
Daerah pinggiran kota ini amat populer di era 1960an karena beberapa faktor.
Kekayaan populasi kulit putih yang bertambah setelah perang Amerika
memungkinkan mereka menggapai 'Impian Amerika' yaitu memiliki rumah yang besar
di pinggir kota dengan halaman luas dan garasi untuk dua mobil. Pada saat
bersamaan, huru-hara akibat perbedaan ras pada tahun 1967 dan meningkatnya
pengaruh dan militansi serikat pekerja membuat golongan kulit putih menjadi
takut sehingga mereka memutuskan untuk meninggalkan kota dan pindah ke pinggiran
kota.
Masalahnya, wilayah pinggiran kota ini
berada pada yurisdiksi yang berbeda dari kota Detroit. Masyarakat pinggiran
kota membayar pajak untuk diri sendiri, sementara kota Detroit harus membiayai
diri sendiri dari pemasukan pajak yang kecil karena kebanyakan orang yang
tinggal di kota, karena pilihan atau karena tak punya pilihan lain, terlalu
miskin untuk membayar pajak. Tentu saja ini menyebabkan pihak kepolisian tidak
mampu menangani kejahatan, kota tidak mampu memperbaiki infrastruktur yang
rusak, dan lingkaran setan kemiskinan yang terus membelit masyarakat yang
tersisa di kota itu, semakin sulit untuk diatasi.
Kisah yang sama telah terjadi berulang kali
pada skala yang lebih kecil di banyak bagian dari Amerika. Kaum kulit putih
kaya meninggalkan pusat kota untuk kehidupan di pinggir kota tempat mereka bisa
hidup dengan sesama kulit putih. Sedangkan wilayah perkotaan runtuh akibat
tidak adanya dukungan federal atau negara bagian untuk menambah pemasukan yang
sedikti dari pajak. Memang, kota Detroit adalah contoh yang ekstrem.
Suburbanisasi Amerika, sebuah filosofi yang terus menyebar ke seluruh dunia
perlu ditekan sebisa mungkin. Pinggiran kota adalah tanda pemisahan (antara
yang kaya dengan yang miskin dan kulit putih dengan kulit hitam), tanda kehancuran
lingkungan, kesamaan budaya, dan tanda kesulitan ekonomi untuk wilayah pusat
kota tempat tinggal warga miskin dan tereksploitasi. Kehancuran kota Detroit
adalah produk samping dari 'Impian Amerika' untuk kehidupan di pinggir kota.
Hal itu memperlihatkan dengan kejadian yang dialami oleh mereka yang tidak
mampu memiliki impian tadi.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli
di publikasikan tanggal di 20.04.2014: http://anashell.blogspot.com/2014/04/the-death-of-detroit.html
[ kota Detroit memang bermasalah, populasi kota, Michigan Central Station, korban suburbanisasi, perpindahan kulit putih, masyarakat pinggiran ]
No comments:
Post a Comment