NRGLab (ww.nrglab.asia)
didedikasikan untuk mengembangkan energi alternatif terbarukan untuk masa
depan. Dengan mengenalkan
listrik ke dunia ketiga dengan harga lebih terjangkau bagi semua orang, kita
dapat mendemokrasikan energi dan informasi dengan cara yang tidak mungkin
terpikirkan sebelumnya. Tetapi untuk memahami hubungan antara energi,
informasi, dan demokrasi yang kuno, terlebih dahulu kita perlu menelaah apa
artinya menjadi 'demokratis'.
Biasanya, orang memikirkan demokrasi dalam pengertian
sempit - semua orang mendapatkan hak suara yang sama untuk memilih pemimpin
mereka berikutnya. Kalau begitu, ini sama saja dengan mundur ribuan tahun lalu
ke zaman Yunani kuno. Seperti yang pernah dikatakan Winston Churchill,
"Demokrasi memang mempunyai banyak kekurangan, tapi inilah yang terbaik
dari bentuk pemerintahan yang buruk lainnya."
Aspek yang paling penting untuk
mempertahankan demokrasi adalah para pemilih yang cerdas. Ketika memercayakan
kebebasan memilih bagi rakyat, kita juga harus memercayakan mereka dengan
kebenaran. Siapa yang membela persoalan apa? Masalah apa yang paling mendesak
dan penting? Ke manakah arah dunia kita?
Pertanyaan-pertanyaan
ini memengaruhi para pemilih, para pemilih memengaruhi kebijakan, dan karena
sifat politik global, tentu saja akan turut memengaruhi seluruh dunia. Dan
ketika menyangkut kebijakan energi, pencairan gletser membuktikan bahwa tidak
ada masalah yang lebih mendesak dari hal ini.
Kita semua bergantung pada energi
untuk melakukan perjalanan pulang pergi bekerja setiap hari. Untuk memasak
makanan kita. Untuk memanaskan air mandiri di malam hari. Kestabilan
ekonomi bergantung pada akses energi yang dapat diandalkan bagi bangsa
tersebut. Namun mayoritas sumber energi seperti batu bara, minyak, gas,
dan uranium, yang jumlahnya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu, dikendalikan
oleh segelintir konglomerat energi.
Lalu,
di manakah letak nilai demokrasi di sini?
Bila kekuasaan dikonsolidasikan
ke tangan beberapa gelintir orang saja, maka mayoritas menjadi budak kelompok
minoritas ini. Telah lama kita dikondisikan untuk menginginkan bahan bakar
fosil sehingga keinginan kita saat ini jauh melampaui kebutuhan kita. Dilema
moral antara mengonsumsi ini versus tanggung jawab sosial membatasi demokrasi.
Agar warga negara, CEO, dan politisi bebas untuk memilih arah yang terbaik bagi
planet bumi, pertama-tama kita harus membebaskan diri dari konglomerasi
penguasa energi.
Kita memiliki kemampuan untuk
melewati puncak industri dari abad sebelumnya. Kita bisa beradaptasi dengan
perubahan iklim melalui investasi pada energi bersih. Kita bisa menghancurkan
pemikiran ekonomi kuno yang mengancam demokrasi bagi anak cucu kita dengan
mematuhi ambang batas karbon.
Itu sebabnya NRGLab selalu
memberitahukan perkembangan terbaru dalam bidang energi, bisnis, dan teknologi
baru setiap hari dari seluruh dunia.
Kami ingin Anda tetap mendapatkan informasi terbaru. Tetap mempunyai rasa ingin tahu. Tanpa
membedakan tempat tinnggal dan latar belakangan Anda. New York. Papua Nugini. Selandia Baru. NRGLab ingini memberikan Anda
kebebasan memilih karena kita bekerja sama untuk menuju masa depan baru dan
lebih baik.
Diterjemahkan
dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 27.11: http://anashell.blogspot.com/2013/06/energy-imbalance-strangles-democracy.html
[ Ketimpangan Energi, Membatasi Demokrasi, energi biomassa, energi NRGLab, Ana Shell NRGLab, Ana shell, NRGlab, Winston Churchill ]
No comments:
Post a Comment