Penemuan cadangan gas dalam
jumlah sangat banyak di Israel dalam sekejap telah mengubah negara ini menjadi
raksasa energi hijau (baca: ramah lingkungan) dan pemain utama dalam industri
ini.
Selama berabad-abad, Israel,
selalu menjadi kartu mati negara-negara Timur Tengah yang berlomba-lomba
mengimpor minyak, namun sekarang negara ini mempunyai gas alam yang cukup,
tidak saja untuk meraih kemandirian energi, namun juga untuk mulai mengekspor
ke pasar luar negeri, termasuk ke Eropa.
Beberapa perwakilan Israel telah
mengusulkan perjanjian “gas untuk perdamaian” dengan harapan devolatisasi Timur
Tengah. Namun, negara-negara Arab pastinya tidak akan mau bekerja sama dengan
negara Yahudi ini, sekalipun harga gas ditawarkan menarik sekali. Permusuhan
antara bangsa Arab dan Yahudi yang sudah belangsung selama ribuan tahun teramat
mendalam dan berakar pada perbedaan agama yang tidak dapat diperbaiki.
Phinas Avivi, Direktur Hubungan
Strategis pada Kementrian Luar Negeri Israel, mengatakan adanya “kemungkinan
campuran yang menarik” sedang bermain. “Caranya adalah menggunakan gas untuk
menyelesaikan permasalahan, bukan membuat permasalahan baru.”
Meskipun Israel memiliki pengaruh
terhadap wilayah lainnya di jazirah tersebut, nampak seolah-olah kepemimpinan
Israel tidak akan digunakan untuk menggertak negara-negara di sekitarnya. Dalam
minggu-minggu mendatang, mereka diharapkan akan mengumumkan rencana insentif
pajak dan pembatasan ekspor gas alam dengan harapan dapat mengatur komoditas
yang dicari ini.
Para ekonom juga telah
mengingatkan kemungkinan adanya ‘gelembung’ gas alam di Israel, karena
pemasukan ‘petrodolar’ yang tiba-tiba dapat membuat nilai mata uang shekel
mengalami inflasi, melumpuhkan daya saing negara tersebut di wilayah
perdagangan lainnya.
Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu telah memuji produksi di repository Tamar yang mulai beroperasi bulan
Maret lalu sebagai “sebuah langkah penting menuju kemandirian energi.” Tamar
hanyalah ladang gas pertama yang diatur untuk dioperasikan tahun ini. Sedangkan
cadangan gas lepas pantai terbesar bernama Leviathan, dijadwalkan akan dapat
diakses pada tahun 2016. Leviathan mengandung gas alam yang cukup banyak untuk memasok
seluruh Uni Eropa selama lebih dari setahun!
Bagaimanapun, gas alam tidak sama
dengan minyak bumi yang Anda gunakan sebagai bahan bakar untuk mobil Anda, atau
untuk memanaskan rumah Ana. Liquid Petroleum Gas (LPG) adalah gabungan gas-gas
hidrokarbon dan diproduksi selama penyulingan minyak mentah dan gas alam.
Prosesnya rumit dan mahal.
NRGLab telah mengembangkan proses
gasifikasi yang lebih efisien untuk mengubah gas alam, batu bara, dan limbah
pertanian menjadi bahan bakar bersih. Terobsoan ini mempunyai potensi menghemat
miliaran dolar bagi negara-negera, seperti Israel, yang mengejar peluang
ekonomi baru. Ketika pasokan gas alam menjadi terbatas, mengapa mengambil
risiko membuang satu ons saja produk yang berharga?
Kunjungi http://www.nrglab.asia untuk mempelajari
selengkapnya tentang proses dan cara menjadi bagian dari revolusi teknologi
energi-hijau.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal
di 17 November: http://anashell.blogspot.com/2013/11/israels-natural-gas-may-ease-tensions.html
[ Gas alam Israel, Timur Tengah, energi hijau, mengimpor minyak, kemandirian energi, pasar luar negeri, Ana shell, energi NRGLab, NRGlab ]
Leviathan itu kan nama 7 iblis mewakili dosa besar
ReplyDelete